c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

01 November 2024

21:00 WIB

Ekosistem Teater Musikal Marak Seiring Pertumbuhan Penonton

Optimisme itu diungkapkan oleh Nuya Susantono, produser dari kolektif Jakarta Movin.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Ekosistem Teater Musikal Marak Seiring Pertumbuhan Penonton</p>
<p>Ekosistem Teater Musikal Marak Seiring Pertumbuhan Penonton</p>

Sesi konferensi pers menuju gelaran musikal dangdut "Kukejar Kau Sayang" di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa (29/10). Validnews/Andesta

JAKARTA - Gelaran teater musikal belakangan semakin marak dihadirkan di panggung-panggung pertunjukan di tanah air. Terlebih, ada Festival Musikal Indonesia, festival musikal tahunan di Jakarta yang mengerek popularitas jenis pertunjukan ini hingga mendapat penerimaan luas dari pecinta seni.

Pertumbuhan minat publik pada pertunjukan musikal, membawa optimisme bagi para pelaku di bidang tersebut. Berbagai kelompok bermunculan, silih berganti mempresentasikan karya mereka ke hadapan publik.

Optimisme itu diungkapkan oleh Nuya Susantono, produser dari kolektif Jakarta Movin. Menurutnya, kondisi itu memberi rasa optimisme para pelaku musikal untuk terus berkarya.

"Untungnya aku bisa bilang adalah penonton musikal saat ini berkembang banget. Di tahun ini terlihat ya jumlah judul baru yang bermunculan, komunitas baru yang berani membuat produksi dengan skala-skala yang lebih besar, jumlah penontonnya lebih banyak, itu sangat jelas kita lihat di industri kita dan ini masih berkembang," ungkap Nuya saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan penonton musikal hari ini menurut Nuya sangat krusial membentuk ekosistem industri musikal. Dengan meluasnya 'pasar' musikal, maka para pelaku musikal pun bisa lebih percaya diri untuk menjalankan produksi karya mereka.

Pandangan Nuya tersebut beranjak dari fakta bahwa produksi pertunjukan musikal membutuhkan energi, waktu dan juga dana yang besar. Jenis kesenian ini memadukan banyak unsur seni, mulai dari teater, tari hingga musik. Karena itu pula, sumber daya dan finansial yang dibutuhkan untuk memproduksi karya musikal, relatif lebih besar daripada memproduksi jenis pertunjukan lainnya.

"Jadi secara effort dan kapasitas kreatif itu sudah pasti kita bakar  kalori tiga kali lipat daripada format yang lain. Secara waktu juga musikal itu butuh latihan yang panjang, dan itu juga butuh dana. Mungkin teman-teman kreator yang nggak betul-betul mencitai banget, untuk karya ini direalisasikan, itu gak mungkin bisa tanpa cinta dan pengorbanan," ujar Nuya.

Karena itulah, ia menyoroti perlunya pertumbuhan penonton agar industri musikal bisa terus tumbuh sebagai industri yang menjanjikan bagi para pelaku di dalamnya.

Nuya mengharapkan musikal bisa menjadi bagian dari hiburan populer di Indonesia, layaknya festival atau konser musik yang selalu bisa menjaring ribuan orang untuk menonton.

"Harapannya ke depannya industri musikal ini dengan segala cinta dan effort yang kita invest ke sini bisa benar-benar jadi alternatif yang secara jelas bisa bersaing gitu ya dengan festival-festival musik misalnya yang sudah jelas ada dan berkembang terus. Kita pengennya musikal juga jadi salah satu alternatif tontonan populer yang seperti itu untuk teman-teman yang mencari alternatif hiburan di Indonesia," ucap Nuya.

Nuya sendiri saat ini tengah memproduksi musikal dangdut "Kukejar Kau Sayang", bersama sutradara Aulion. Musikal yang turut didukung Indonesia kaya ini akan digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada akhir November hingga awal Desember nanti.

Sebelumnya, karya ini telah mendapat sambutan luas saat ditampilkan dalam format fragmen, dalam gelaran Festival Musikal Indonesia 2024.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar