09 Juli 2024
16:28 WIB
Efek Rumah Kaca Hingga VoB Kompak Suarakan Krisis Iklim
Para musisi yang tergabung akan mewujudkan karya musik masing-masing yang nantinya akan dikemas dalam album kompilasi.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
15 musisi tanah air bergabung dalam gerakan kolektif musisi untuk menyuarakan krisis iklim. Dok. The Indonesian Climate Communications, Arts, and Music Lab (IKLIM).
JAKARTA - Sebanyak 15 musisi tanah air bergabung dalam gerakan bersama untuk menyuarakan krisis iklim, Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing hingga Voice of Baceprot (VOB) berkumpul dalam sebuah lokakarya iklim di Bali baru-baru ini dan menyatakan komitmen menyuarakan krisis iklim lewat musik.
Para musisi yang bergabung dalam kampanye ini termasuk Asteriska, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Jangar, Las!, serta MatterMos. Ada pula Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, serta Wake Up Iris.
Para musisi tersebut sebelumnya mengikuti lokakarya bertajuk "Aktivisme Musik dan Lingkungan" yang diadakan oleh The Indonesian Climate Communications, Arts, and Music Lab (IKLIM). Hasil dari lokakarya itu nantinya akan mewujud dalam karya musik yang diciptakan oleh masing-masing musisi yang rencananya akan dikemas dalam album kompilasi.
Ini menandai tahun kedua aktivasi gerakan iklim oleh musisi, lewat lab IKLIM. Tahun lalu, kolektif yang diinisiasi personil Navicula Gede Robi tersebut juga telah menggelar kegiatan serupa dan merilis album kompilasi bertajuk Sonic/ Panic dengan musisi bergabung seperti Iga Massardi, Endah N Rhesa, Navicula, dan Tuantigabelas.
Para musisi yang bergabung tahun ini terpilih melalui panggilan terbuka. Mereka yang datang dari berbagai aliran musik, mulai dari rock, metal, pop, hip-hop, folk itu datang dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Makassar, Pontianak, hingga Bandung.
“Musisi memiliki tugas untuk menciptakan lagu yang dapat membentuk opini publik sehingga isu ini menjadi skala prioritas perbincangan di masyarakat. Jika semakin banyak dibicarakan, akan terbentuk kebijakan atau regulasi yang mendukung. Sinergi kita melalui musik ini bertujuan untuk membentuk opini publik, terutama mengenai krisis iklim," ungkap Robi di dalam keterangannya, Selasa (9/7).
Menurut Robi, upaya kolektif yang konsisten sangat diperlukan agar semakin banyak musisi terlibat dalam menyuarakan isu ini sehingga memberikan dampak yang luas. Tujuan dari agenda ini yaitu meningkatkan kesadaran akan lingkungan dan iklim kepada masyarakat.
Vania Marisca dari duo Wake Up Iris menambahkan, pertemuan dan lokakarya para musisi yang dilakukan di Bali beberapa waktu lalu menjadi landasan awal dalam memahami situasi iklim. Perspektif hingga dat-data tentang iklim yang dijaring para musisi, nantinya akan menjadi basis penciptaan kreatif mereka.
“Di lokakarya ini, kita dipaparkan dari bermacam-macam hal, sebagai musisi kami melihatnya sebagai kesempatan untuk mengolah data itu dengan cara kreatif agar tersampaikan ke khalayak lebih luas,” ucap Vania.
Ke-15 musisi yang terlibat dalam kolaborasi IKLIM 2024 setelah ini akan mulai menciptakan karya bertemakan alam. Hasil berupa album kompilasi dijadwalkan siap dirilis pada penghujung tahun nanti.