c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

18 Maret 2024

15:58 WIB

Dua Gelar Juara All England Jaga Asa Indonesia Di Olimpiade Paris 2024

Dua kemenangan ini menjawab banyak harapan Badminton Lovers Indonesia dan memberikan semangat besar untuk tim Indonesia Paris 2024. Harapan besar, peak performance para atlet ada di Olimpiade 2024

Dua Gelar Juara All England Jaga Asa Indonesia Di Olimpiade Paris 2024
Dua Gelar Juara All England Jaga Asa Indonesia Di Olimpiade Paris 2024
Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto merayakan kemenangan mereka di All England Open 2024 di Birmingham, Inggris, Minggu (17/3/2024). dok.PBSI

JAKARTA - Indonesia sukses membawa pulang dua gelar juara dari All England 2024. Pencapaian ini seolah menjaga asa bulu tangkis dapat menjaga tradisi medali emas di Olimpiade 2024 Paris.

Gelar pertama dipersembahkan Jonatan Christie yang meraih juara di tunggal putra usai melakoni All Indonesian Final melawan Anthony Sinisuka Ginting. Gelar lainnya diraih ganda putra melalui Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang mengalahkan wakil Malaysia Aaron China/Soh Wooi Yikdi.

"Dua kemenangan ini menjawab banyak harapan Badminton Lovers Indonesia dan memberikan semangat besar untuk tim Indonesia Paris 2024. Harapan besar tentu peak performance para atlet ada di Olimpiade 2024 Paris," kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (18/3).

Menurut Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, hasil ini juga tidak lepas dari lancarnya komunikasi yang dibangun di Tim AdHoc Olimpiade 2024 yang dipimpin Fadhil Imran. Termasuk dengan upaya-upaya dan penyesuaian untuk membuka peluang perolehan medali emas untuk bulu tangkis di Paris 2024 jadi lebih besar.

"Kami memberikan apresiasi besar kepada Tim AdHoc PBSI yang berkoordinasi dengan kami dan upaya-upaya yang dilakukan semua pihak untuk mendorong kembali semangat atlet. Harapan besar kepada seluruh insan badminton untuk menahan diri supaya tidak ada konflik-konflik menuju Paris, sehingga upaya yang dilakukan bisa maksimal," ujar Okto.

Menurutnya, semua pihak yang terlibat adalah tim support untuk mengantarkan atlet mencetak prestasi tertingginya. “Jadi semua harus menahan diri dan menekan kepentingan pribadi maupun golongan. Tujuan utama kita adalah bagaimana Indonesia Raya bisa berkumandang dan bendera Merah Putih bisa berkibar bersamaan di multievent olahraga dunia."

Komite Olimpiade Indonesia, lanjut Okto, juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung dan mendoakan para atlet yang saat ini masih berjuang untuk lolos ke Paris 2024. Menurut jadwal Olimpiade 2024 Paris akan dimulai 26 Juli sampai 11 Agustus.

"Kami terus mendoakan dan mendukung seluruh tim yang berjuang baik secara langsung maupun melalui media sosial dengan menggunakan hastag #KitaIndonesia dan #MenjagaMerahPutih," tandas Okto.

Mental Atlet
Senada, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman berpesan agar Indonesia mampu mempertahankan prestasi bulu tangkis usai meraih dua gelar juara di All England 2024.

“Pertahankan prestasi ini dan terus berlatih lebih keras agar mampu mempersembahkan prestasi di setiap keikutsertaan mewakili Indonesia. Membuat All Indonesian Final setelah 30 tahun merupakan suatu prestasi hebat, ini harus menjadi motivasi bagi para atlet, dan juga atlet-atlet muda calon penerus atlet elite saat ini," kata Marciano, Senin.

Marciano berharap para atlet bulu tangkis yang akan berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 di Aceh-Sumatera Utara, dapat termotivasi untuk berlatih lebih keras agar kelak mampu mempersembahkan prestasi gemilang menggantikan atlet-atlet elite Indonesia saat ini.

“Kami semua berharap pada Olimpiade Paris 2024, bulu tangkis dapat memberikan penampilan yang terbaik sehingga berdampak pada prestasi maksimal,” imbuhnya.

Salah satu yang tak kalah penting, di samping fisik dan teknik adalah mental para atlet. Pada All England 2024, untuk menjaga kondisi psikologis dan mental, para atlet turut didampingi oleh Kabid Sport Science KONI Pusat sekaligus Ketum Ikatan Psikologi Olahraga (IPO) Dr. Lilik Sudarwati.

Jonatan Christie
Sebelumnya, tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengaku tidak menyangka bisa meraih gelar juara turnamen BWF Super 1000 pertamanya di All England Open 2024, Minggu.

“Puji Tuhan, sangat bersyukur atas yang Tuhan berikan terutama di minggu ini. Tidak pernah menyangka untuk bisa jadi juara di All England. Ini juga gelar Super 1000 pertama saya. Pasti sangat-sangat berharga,” kata Jonatan, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI.

Jonatan menang atas rekan satu negaranya, Anthony Sinisuka Ginting melalui dua gim langsung, 21-15, 21-14 pada laga yang digelar di Birmingham, Inggris tersebut. Ini merupakan laga all Indonesian finals pertama sejak 30 tahun lalu, dimana Hariyanto Arbi memenangkan laga final atas kompatriotnya Ardy Bernardus Wiranata, pada tahun 1994.

Bagi Jonatan, pencapaiannya bersama Ginting adalah hal yang harus dirayakan bersama, karena keduanya sama-sama menorehkan sejarah bagi bulu tangkis Indonesia. “Dan yang lebih berharga lagi, saya dan Anthony (Ginting), tim tunggal putra akhirnya kami bisa mengulang sejarah 30 tahun lalu,” kata Jonatan.

 “Tidak mudah untuk diraih, bertahun-tahun latihan keras, setiap turnamen gagal, kami pulang lalu latihan lagi, gagal lagi lalu latihan lebih keras lagi. Selalu seperti itu sampai akhirnya Tuhan kasih buahnya hari ini,” ujarnya.

Ganda Putra
Sementara itu, Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengatakan, ingin lebih konsisten lagi setelah berhasil mempertahankan gelar juara All England Open. Fajar/Rian memenangkan laga final All England Open 2024 atas wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik melalui dua gim langsung, 21-16, 21-16, di Utilita Arena, Birmingham, Minggu (17/3).

“Sangat senang bisa back to back juara di All England. Ini juga gelar pertama kami setelah All England tahun lalu. Intinya kami ingin terus konsisten, berprestasi lagi, juara di setiap turnamen,” kata Fajar, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI.

“Rasanya (setelah mempertahankan gelar) tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, apalagi kami datang sebagai yang tidak diunggulkan,” ujarnya menambahkan. Mengenai laga final kontra peraih medali perunggu Olimpiade 2020 Tokyo Chia/Soh, Fajar/Rian mengatakan, kunci kemenangan mereka adalah persiapan dan strategi yang lebih matang.

“Kami mempelajari permainan Aaron/Soh di turnamen kali ini. Tadi kami merasa unggul di bola depan sementara mereka terus memaksa untuk menyerang. Itu yang kami redam,” kata Fajar.

Tak hanya bisa mempertahankan titel, pencapaian ini pun menjadi lebih spesial bagi Fajar/Rian, karena ini merupakan kemenangan pertama mereka bersama pelatih Aryono Miranat sejak ia memegang mandat sebagai kepala pelatih tim ganda putra Indonesia.

“Gelar ini juga kami persembahkan untuk coach Aryono. Semenjak coach Aryono naik sebagai pelatih utama, ini gelar pertama kami bersama dia. Jadi tadi sangat antusias merayakan bersamanya. Gelar ini saya persembahkan untuk PBSI, keluarga dan semua pendukung Indonesia yang terus support baik saat kami menang ataupun kalah,” ujar Rian menambahkan.

Selain itu, pencapaian ini juga membuat Fajar/Rian bergabung dengan Ade Chandra/Christian Hadinata (1972-1973), Tjun Tjun/Johan Wahjudi (1974-1975, 1977-1980), Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja (1995-1996) dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (2017-2018), sebagai ganda putra Indonesia yang mempertahankan gelar juara All England mereka berturut-turut.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar