20 Juni 2025
10:34 WIB
Dokter Sebut Belum Ada Terapi Pengobatan Baru TB
Sampai saat ini belum ada terobosan baru terkait dengan terapi pengobatan penyakit tuberkulosis (TB). Karenanya Indonesia masih menggunakan metode lama.
Petugas kesehatan menunjukkan hasil rongtsen toraks paru saat pelaksanaan layanan keliling deteksi tuberkulosis (TBC) di UPT Pukesmas Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (1/12/2023). Antara Foto/Yudi
JAKARTA - Sampai dengan saat ini, sudah ada beberapa penelitian tentang pengobatan terbaru untuk penyakit tuberkulosis (TB). Namun belum ada hasil terapi yang membuahkan hasil memuaskan.
Hal itu disampaikan oleh dokter spesialis paru, dr. Yahya, sebagaimana dikutip dari Antara. Karena itu, pengobatan tuberkulosis di Indonesia hingga kini masih menggunakan metode atau standard yang ada atau lama.
"Banyak penelitian tentang obat baru TB yang mempersingkat terapi, tetapi belum ada yang memuaskan,” ujar dr. Yahya.
Sementara soal pencegahan, ia menjelaskan, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat umum, di antaranya bagi anak usia bawah lima tahun (balita) sebaiknya melakukan vaksinasi BCG, mendapatkan asupan gizi yang baik serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kemudian pada anak remaja, kata dia, PHBS harus tetap diterapkan, bila diketahui mengalami gangguan kesehatan seperti batuk selama dua minggu atau lebih sebaiknya memeriksakan diri ke layanan kesehatan.
"Segera ke sentra kesehatan bila batuk lebih dari dua minggu," imbuhnya.
Ia juga menyarankan agar orang tua dapat memberikan asupan gizi yang baik bagi remaja serta tidak lupa untuk menerapkan etika batuk.
Lebih lanjut, upaya pencegahan pada dewasa juga dapat dilakukan melalui penerapan PHBS, berhenti merokok. Selain itu, penting untuk melakukan medical check up (MCU) atau pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala, untuk mengetahui kondisi kesehatan dan mendeteksi penyakit atau kesehatan sejak awal.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TBC sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
"Jangan ragu untuk lapor dan periksa ke faskes (fasilitas kesehatan). Bila memiliki gejala yang mirip TBC, maka bisa segera diatasi agar tak menyebar. Hilangkan rasa malu itu. Pengobatan ini gratis," kata Wakil Menteri Kesehata,n Dante Saksono Harbuwono.
Ia menekankan kepada semua pihak untuk ikut terlibat aktif menghilangkan stigma negatif tentang kasus TBC. Dia juga mengajak penderita mengikuti pendampingan pengobatan oleh kader hingga sembuh karena layanan yang diberikan gratis.