19 Desember 2024
19:30 WIB
Dokter Di Lumajang Ciptakan Aplikasi Skrining Dini Kanker Payudara
Dengan aplikasi itu, maka deteksi dini atau skrining terhadap ada tidaknya kanker payudara bisa dilakukan dengan presisi
dr Aji Febriakhano menunjukkan aplikasi "Sayang Mamma" untuk mendeteksi dini potensi adanya penyakit kanker payudara di Lumajang, Kamis (19/12/2024) (ANTARA/dok pribadi)
LUMAJANG - Seorang dokter ahli bedah onkologi di RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dr Aji Febriakhano, sukses menciptakan aplikasi "Sayang Mamma" untuk mendeteksi dini potensi adanya penyakit kanker payudara.
"Angka kanker payudara di dunia dan Indonesia menduduki peringkat nomor 1, sehingga memerlukan penanganan yang komprehensif," kata dr Aji dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Kamis (19/12).
Kanker payudara itu, lanjutnya, berkaitan erat dengan hal stadium kankernya. Sehingga jika stadium kankernya saat ditemukan lebih awal atau dini, maka tingkat keberhasilannya untuk sembuh akan semakin tinggi.
"Deteksi dini lewat aplikasi ini untuk mengetahui adanya kanker payudara perlu dilakukan. Karena semakin awal stadium ditemukan maka penanganannya semakin bagus dan diharapkan sering melakukan skrining payudara secara berkala," tuturnya.
Menurutnya, pembuatan aplikasi Sayang Mamma itu diharapkan dapat membantu masyarakat untuk melakukan skrining. Sekaligus untuk mengingatkan kapan waktunya skrining ada tidaknya kanker payudara. Jika diperlukan harus berkonsultasi ke dokter bedah onkologi.
"Untuk bisa mengakses aplikasi Sayang Mamma tersebut sangat mudah. Masyarakat bisa langsung membuka lewat lewat google dan mengetikkan alamat aplikasi yang dituju yakni sayangmamma.com. Selanjutnya tinggal klik dan unduh aplikasinya," ucap alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Jember (Unej) itu.
Selanjutnya masyarakat mengunduh aplikasi dari google drive dan tinggal meng-install aplikasi tersebut. Setelah itu, masyarakat akan memasuki fitur utama yakni pertama pengecekan mandiri kanker payudara dan kedua pengecekan tambahan.
Dalam aplikasi Sayang Mamma tersebut juga terdapat aturan utama pemeriksaan mandiri, yakni pemeriksaan itu khusus untuk perempuan yang sudah memasuki masa menstruasi. Lalu, waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara adalah, minimal 7 hari setelah hari terakhir menstruasi untuk hasil yang lebih akurat.
"Dengan aplikasi itu, maka deteksi dini atau skrining terhadap ada tidaknya kanker payudara bisa dilakukan dengan presisi. Jangan tunggu hingga terlambat dan cek kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dini kanker payudara," tuturnya.
Pemeriksaan Mandiri
Dalam aplikasi tersebut juga terdapat petunjuk tata cara pemeriksaan mandiri. Setelah pengguna membaca syarat, ketentuan dan tata cara pada fitur itu, maka akan diminta untuk klik tombol "mulai test". Kemudian juga diminta untuk mengaktifkan akses alarm untuk pengingat secara berkala.
"Berikutnya juga ada beberapa pertanyaan pilihan ganda yang harus diisi. Selanjutnya, setelah menjawab semua pertanyaan, maka diminta untuk klik tombol kirim hasil pengecekan," ujarnya.
Aji menjelaskan, hasil jawaban yang diberikan dalam aplikasi itu akan digunakan mengindentifikasi apakah anda mengalami gejala-gejala yang tergolong gejala kanker payudara atau tidak. Hasil identifikasi, kemudian akan langsung ditampilkan pada layar.
"Jika teridentifikasi dalam gejala kanker payudara, maka anda akan diarahkan untuk konsultasi pada dokter bedah onkologi terdekat. Jika tidak teridentifikasi, maka akan diarahkan ke homepage dan alarm otomatis dijadwalkan satu bulan yang akan datang untuk pengecekan secara berkala," imbuhnya.
Direktur RSUD dr Haryoto Lumajang dr Halimi Maksum menyambut baik aplikasi skrining dini kanker payudara yang diciptakan oleh dr Aji yang sudah bertahun-tahun berpraktek di rumah sakit umum daerah di Kota Pisang itu.
"Sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Lumajang dan sekitarnya, kami berkomitmen terhadap upaya-upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dibutuhkan oleh masyarakat," tuturnya.
Harapan Hidup
Sekadar informasi, sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, skrining kanker payudara akan menjadi bagian dari program skrining kesehatan untuk perempuan usia di atas 40 tahun. Karena itu, ia pun meminta agar kelompok berisiko tersebut tidak ragu memeriksakan kondisinya.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta Senin, Budi mengatakan, kanker payudara masih menjadi pembunuh tertinggi perempuan Indonesia untuk penyakit kanker. Dia pun menekankan tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara.
“Kanker ini kenapa banyak yang meninggal? Karena ketahuannya terlambat, setelah stadium tiga atau stadium empat. Padahal, kalau bisa deteksi dini di stadium satu atau dua, kemungkinan hidupnya atau survivability rate-nya tinggi sekali dengan teknologi yang sekarang,” imbuhnya.
Menurutnya, kekhawatiran mengenai hasil pemeriksaan yang buruk, menjadi salah satu alasan perempuan enggan melakukan pemeriksaan kanker payudara. Padahal, kata Budi, kanker sebaiknya dideteksi sejak dini, karena peluang hidup akan lebih besar jika terdeteksi lebih awal dibandingkan jika terdeteksi terlambat.
“Jadi, kenapa banyak perempuan nggak mau di-mamografi? Karena mereka takut menerima kenyataan kalau ada apa-apa. Padahal, saya yang bukan dokter saja tahu kalau ketahuan stadium satu lebih baik daripada ketahuannya di stadium tiga,” kata Budi.
Dia juga mengatakan, deteksi dini kanker payudara sebenarnya dapat dilakukan di fasyankes tingkat pertama seperti puskesmas dengan memanfaatkan USG.
Sementara itu, Survivor Kanker Payudara Ni Kadek Mulyati mengajak perempuan Indonesia untuk tidak ragu melakukan skrining kanker payudara sebelum terlambat. “Untuk wanita di indonesia dan seluruh dunia, mari kita memeriksakan diri sedini mungkin untuk mengetahui apakah di tubuh kita ada penyakit yang mungkin saja tidak kita ketahui,” serunya.