c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

03 Oktober 2024

11:43 WIB

Diklaim Negara Lain, Pemerhati Batik Beri Tanggapan

Pemerhati batik mendorong untuk kita lebih baik mencari cara bagaimana menjaga perajin batik agar tetap hidup dan berkarya dibandingkan memusingkan klaim-klaim.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Rendi Widodo

<p>Diklaim Negara Lain, Pemerhati Batik Beri Tanggapan</p>
<p>Diklaim Negara Lain, Pemerhati Batik Beri Tanggapan</p>

Sejumlah peserta kirab membawa kain batik corak Jlamprang saat kirab budaya tradisi syawalan di Peka longan, Jawa Tengah, Kamis (21/6). AntaraFoto/Harviyan Perdana Putra

JAKARTA - Beberapa waktu lalu ramai di media sosial mengenai sosok influencerasal Amerika Serikat IShowSpeed yang mengunjungi beberapa negara di Asia Tenggara. Salah satunya yang sempat viral dan menimbulkan perdebatan adalah ketika dia mendapatkan hadiah berupa batik dari penggemar di Malaysia dan disebut sebagai batik Malaysia. Hal ini pun menjadi perbincangan warganet karena sejatinya batik berasal dari Indonesia.

Padahal batik sendiri telah ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan budaya dunia untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, yang artinya batik adalah milik Indonesia. Melihat hal ini, pemerhati dan motivator batik Indra Tjahjani mengatakan kalau sebenarnya pengakuan dari UNESCO bukan hal yang selamanya dan artinya bisa menghilang. Maka dari itu, daripada memusingkan itu lebih baik mencari cara bagaimana caranya menjaga perajin batik agar tetap hidup dan berkarya.

"Makanya ini tugas semua orang untuk menjaga pembatik biar tetap hidup dan berkarya. Adanya batik dari negara lain tidak bisa dimungkiri karena perajin di sana berasal dari sini juga, tetapi tinggal di sana dan membawa budaya lokalnya, yakni batik," ungkap Indra saat ditemui di acara Tokopedia, Rabu (2/10).

Selain itu, dia juga mengatakan agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan batik yang diklaim oleh negara lain. Sebaliknya, masyarakat harusnya fokus dalam menumbuhkan kecintaan dan menjaga batik, baik yang tulis atau cap, semisal dengan mengenakannya setiap saat dan menjadikan batik gaya hidup sehari-hari. Dengan demikian, batik pun akan terus terjaga dan menjadi identitas Indonesia.

Untuk perbedaan batik Indonesia dengan batik yang diklaim oleh negara lain selain dari motif, Indra menyebut tidak ada perbedaan yang berarti. Prosesnya masih sama-sama menggunakan malam panas.

"Prosesnya sama karena kan perajinnya sama-sama dari Jawa. Namun untuk malam panas itu kan setiap pembatik ada resepnya sendiri, nah mungkin itu yang berbeda. Sisanya sama saja," kata Indra.

Batik sendiri sebenarnya adalah proses pembuatan motif di kain menggunakan malam panas atau lilin memakai canting atau cap tembaga, yang kemudian dicelup warna. Apabila tidak menggunakan malam panas, suatu kain tidak bisa disebut sebagai batik, melainkan kain motif batik.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar