c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

14 Desember 2021

19:32 WIB

Diet Sehat Tak Sekadar Turun Berat Badan

Diet sehat bukan semata defisit kalori. Perbaikan pola hidup, makan sehat teratur, treatment-treatment dokter, serta olahraga jadi kunci

Diet Sehat Tak Sekadar Turun Berat Badan
Diet Sehat Tak Sekadar Turun Berat Badan
Penyanyi Reza Artamevia usai menghadiri konferensi pers soal gaya hidup sehat di Jakarta, Selasa (14/12/2021). (Antara/Lia Wanadriani Santosa)

JAKARTA – Diet. Kata ini dekat dengan kaum hawa. Bahkan kata ini kerap kali menjadi resolusi yang dicanangkan saban awal tahun. Tapi, selain sulit untuk konsisten dilakukan, diet juga kerap dilakukan secara tak tepat.

Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia Dr. Cut Hafiah M. Gizi, SpGK, AIFOK, FINEM mengatakan, diet sehat bukan semata terkait jumlah atau nilai dari berat badan yang berhasil diturunkan.

"Diet bukan semata-mata jumlah atau nilai. Bukan dari berapa banyak (turun berat badan), tetapi bagaimana mengubah semuanya (pola hidup)," ujar dokter yang berpraktik di SKYN Clinic itu di Jakarta, Selasa (14/12) seperti dilansir Antara.

Hafiah mengatakan, gaya hidup yang perlu diubah mulai dari pola makan yang semula mengonsumsi camilan berlebihan, menjadi lebih terarah dan makan lebih teratur. Kemudian dari yang semula terlalu sering sendenter atau banyak duduk alias mager (malas gerak), menjadi mulai bergerak misalnya berolahraga rutin.

Baca juga: Diet Sehat Tak Sekadar Turun Berat Badan

Pada akhirnya, penurunan berat badan yang memang ingin dicapai seseorang dari upaya diet, bisa mencakup perubahan gaya hidup menjadi sehat.

"Penurunan berat badan sukses bukan sebanyak-banyaknya, tetapi mengubah gaya hidup yang tadinya sedentary lifestyle sekarang berolahraga terus, yang tadinya snacking berlebihan sekarang lebih terarah," kata Hafiah.

Di sisi lain, upaya diet sehat juga mencakup menerapkan pola tidur tepat waktu, demi menjaga metabolisme tetap baik, seperti yang dilakukan penyanyi Reza Artamevia.

Berawal dari kebiasaan mengemil, stres akibat terbatasnya aktivitas dan ruang gerak, berat badan pun Reza sempat naik hingga 73,4 kg. Dia lalu termotivasi untuk hidup lebih sehat dengan konsisten mengikuti program diet sehat. Setelah mengikuti diet, dia bisa menurunkan berat badannya dalam dua pekan.

Baca juga: Tips Menghilangkan Lemak Perut Menurut Para Ahli

"Diet bukan semata defisit kalori. Jadi, perbaiki pola hidup misalnya makan teratur, makan lebih sehat, dibantu treatment-treatment seperti obat dan tindakan, serta olahraga," tutur Hafiah.

Dia mengatakan, saat ini masih banyak orang yang mengeluh bertambahnya berat badan karena kebiasaan tidak sehat yang dikembangkan. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan menerapkan disiplin dalam mengatur pola makan yang sehat dengan gizi seimbang.

Menurut Hafiah, hal terpenting jangan lupa sarapan dan kurangi camilan manis atau minyak berlebihan. Kemudian perbanyak asupan buah sebagai tambahan antioksidan dan berolahraga ringan di rumah, agar berat badan bisa lebih terjaga.

Pola Makan

Penelitian memperlihatkan stres dapat mengubah asupan makanan secara keseluruhan. Kondisi ini dapat membuat seseorang kurang mampu mengendalikan keinginannya untuk terus makan. Akibatnya, yang tadinya ingin menurunkan berat badan malah kesulitan untuk mengontrol pola makannya.

Hal ini kemudian mendorong Founder SKYN Clinic Yoyo Hartoyo menyuarakan program menurunkan berat badan yang menyenangkan, tanpa membuat pasien merasa stres dalam menjalaninya. Salah satu program yang dia suarakan yakni diet sehat "Berharap Tak Berlemak", atau dikenal juga dengan diet D8.

Program diet ini dipersonalisasikan berdasarkan kebutuhan setiap pasien dan diklaim bisa membantu pasien menurunkan berat badan, hingga 35 kg dalam 4 bulan.

Reza sendiri mengakui, ikut program diet sehat untuk menurunkan berat badannya dan mengejar bentuk proporsional tubuhnya.

Baca juga: Tips Turunkan Berat Badan Tanpa Diet Ketat Dan Olahraga

"Aku waktu nikah 45 kg beratnya, another 10 years orang bilang badanku stabil padahal sudah nambah 10 kg walau looks the same. Karena bertambah usia, aku enggak bisa mempertahankan berat," ujarnya.

"Karena aku senang olahraga, massa otot lumayan, jadi enggak bisa dengan berat yang sama dijadikan patokan gemuk atau kurus. Aku kejar bentuk proporsionalku dan juga tetap sehat," sambung pelantun "Pertama" itu.

Berbicara penyebab berat badannya naik, Reza mengatakan ada berbagai faktor. Salah satunya stres akibat terbatasnya aktivitas dan ruang gerak di masa pandemi covid-19 beberapa waktu terakhir. Di sisi lain, muncul juga kebiasaan mengemil berlebihan.

"Stres membuat lebih gemuk. Jadi banyak faktor, secara psychology," kata Reza.

Dia lalu termotivasi untuk hidup lebih sehat dengan konsisten mengikuti program diet sehat yang mencakup pengaturan pola makan, tidur hingga berolahraga rutin. Setelah mengikuti program diet ini, dia bisa menurunkan berat badannya dalam dua pekan.

"Olahraga membantu aku bisa enak tidur. Yang pasti, setelah aku menjalani program gaya hidup sehat, makan tetap enak seperti protein dan lainnya tetap dikonsumsi. Fitness seminggu tiga kali malah saat saya ada waktu luang 5 kali seminggu. Sampai akhirnya nagih, langsung nge-gym," tuturnya.

Selain itu, ia juga memiliki treatment lain, seperti masuk tabung 30 menit sudah keringetan. “Itu membantu, ditambah dibantu juga sama dokter supaya bisa tidur lebih cepat karena aku kan insomnia. Karena metabolisme tubuh harus dijaga dengan tidur yang baik," tandas Reza yang berharap gaya hidup sehatnya bisa menular pada orang lain.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar