29 Agustus 2025
11:51 WIB
Dialog Identitas Nusantara Dalam Koleksi Pertiwi dari SukkhaCitta
Koleksi "Pertiwi: A Modern Heritage Edit" mengajak masyarkat untuk mengenakan busana yang menyimpan nilai, koneksi, dan warisan Indonesia yang dibangkitkan kembali dalam sentuhan kekinian.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Koleksi terbaru SukkhaCitta "Pertiwi: A Modern Heritage Edit". Dok: SukkhaCitta.
JAKARTA - Di ulang tahunnya yang ke-9, jenama fesyen SukkhaCitta meluncurkan koleksi "Pertiwi: A Modern Heritage Edit". Koleksi tersebut mengimajinasikan kembali siluet ikonik Indonesia, yakni kebaya, beskap, dan kain dengan potongan skulptural, lapisan puitis, dan keanggunan kontemporer.
Founder SukkhaCitta Denica Riadini-Flesch menyebutkan, "Pertiwi" lebih dari sekadar busana. Karya ini merupakan penghormatan bagi Bumi, Ibu, dan perempuan yang meneruskan warisan melalui tangan, suara, dan kehidupan mereka.
"'Pertiwi' adalah persembahan bagi mereka, para penjaga ibu pertiwi. Bagi kami, mereka adalah nadi yang menghidupkan regenerasi. Pahlawan sejati yang menjaga kesinambungan. Pertiwi adalah cara kami menghormati mereka," ungkap Denica Riadini-Flesch dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (29/8).
Dalam arahan kreatif Anastasia Setiobudi, koleksi ini menghadirkan kembali warisan sebagai identitas hidup. Setiap siluet menjadi dialog hening antara tradisi dan transformasi, kelembutan dan kekuatan, serta seremoni dan keseharian.
Koleksi ini terdiri dari beberapa item. Ada "Pertiwi Kebaya" hasil reimajinasi struktural kebaya dengan tiga cara pemakaian yang hadir dalam warna simbolik threebark red dan nature white, lalu kebaya vest yang merupakan busana ritual harian dengan bordir senada. Kemudian "Pagi Sore & Anyam Kain", yaitu kain multifungsi dengan drape anggun dan dapat dikenakan dengan berbagai gaya, dan beskap sebagai penghormatan pada tradisi yang dirancang ulang dengan sentuhan modern.
Seluruh koleksi dibuat dari serat tanaman, ditenun dengan teknik tradisional, dan diwarnai secara alami dengan tanaman yang dahulu digunakan sebagai penyembuh, seperti indigo, buah emas, dan kayu secang yang hidup mengikuti musim. Filosofi warnanya mencerminkan perjalanan hidup, yaitu putih sebagai awal, merah untuk pertumbuhan, dan hitam sebagai simbol kekuatan yang mengakar.
"Pertiwi adalah bisikan lembut tentang perubahan. Kelembutan menjadi kekuatan, keanggunan adalah kemudahan, dan keindahan adalah rasa memiliki. Inilah modern heritage, hidup personal, dan penuh makna," tambah Creative Director SukkhaCitta Anastasia Setiobudi.
Melalui peluncuran koleksi terbarunya ini, SukkhaCitta mengajak kembali masyarakat untuk mengenakan busana yang menyimpan nilai, koneksi, dan warisan yang dibangkitkan kembali. Dengan membawa ingatan leluhur dan ketangguhan perempuan diharapkan bisa mengarahkan pada masa depan yang lebih bijak ke depannya.