c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

09 Desember 2024

20:30 WIB

Desainer Berharap Acara Bertema Kebaya Lebih Banyak Digelar

Diakuinya kebaya oleh UNESCO juga bisa menambah semangat masyarakat untuk merawat kebaya sebagai satu warisan budaya dari Indonesia

<p>Desainer Berharap Acara Bertema Kebaya Lebih Banyak Digelar</p>
<p>Desainer Berharap Acara Bertema Kebaya Lebih Banyak Digelar</p>

Ilustrasi. Model memperagakan busana menggunakan kebaya encim dan batik tanah liat sambil membawa tas produk UMKM di Padang, Sumatera Barat, Minggu (20/10/2024). Antara Foto/Iggoy el Fitra

JAKARTA - Perancang busana Didiet Maulana mengatakan, perlu lebih banyak acara-acara yang melibatkan kode busana atau dress code bertema kebaya, agar warisan budaya Indonesia ini tetap hidup.

"Yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah pastinya semakin banyaknya atau acara-acara yang menggunakan kebaya sebagai dress code atau kode busana yang dipakai dalam setiap acaranya. Juga dengan memasukkan kebaya tidak hanya untuk acara-acara yang formal tapi kasual akan membuat kebaya bisa menjadi lebih hidup," kata Didiet kepada Antara, Senin (9/12).

Didiet mengatakan dengan banyaknya acara bertema kebaya, artinya akan ada pertumbuhan di sektor ekonomi yang dipengaruhinya karena akan semakin banyak permintaan baju kebaya. Tidak hanya bagi penjahit atau desainer baju yang terpengaruh oleh naiknya popularitas kebaya, namun juga para penjual dan pengrajin aksesori atau kain yang merupakan bagian dari pakaian kebaya, akan mendapatkan manfaat baik dari kebaya.

"Hal ini tentu akan memberikan siklus ekonomi atau cycle ekonomi yang sehat tidak hanya untuk para desainer atau para penjahit saja tetapi juga ekosistem yang berdiri di belakangnya atau pelengkapnya. Seperti perajin aksesori, perajin kain, perajin songket, perajin tenun yang memang terlibat dalam penampilan kebaya tersebut," ujar Didiet.

Didiet mengatakan, dengan ditetapkannya kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari UNESCO, diharapkan bisa menjadi pendorong agar pakaian khas Indonesia bisa dipakai di keseharian masyarakat, seperti layaknya kimono dari Jepang atau kain sari dari India.

Didiet mengatakan diakuinya kebaya oleh UNESCO juga bisa menambah semangat masyarakat untuk merawat kebaya sebagai satu warisan budaya dari Indonesia. "Ini akan menambah semangat untuk kami bangsa Indonesia dalam merawat kebaya dan semakin bangga karena kebaya bisa menjadi satu warisan budaya yang memang salah satunya berasal dari Indonesia," tandasnya.

Membuka Peluang
Sebelumnya, Desainer busana pendiri Burgo Indonesia Fashion School Jenny Yohana Kansil mengemukakan, pengakuan kebaya sebagai warisan budaya tak-benda dunia membuka peluang besar bagi sektor ekonomi kreatif, khususnya dalam industri mode.

"Permintaan terhadap kebaya akan meningkat, baik di pasar lokal maupun internasional. Hal ini akan mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah, seperti pembuat kain tradisional, penjahit, hingga desainer untuk mengembangkan produk kebaya yang berkualitas dan kompetitif di pasar global," kaya Jenny.

Jenny menyebut kebaya sebagai "kanvas" yang dapat memuat tradisi maupun inovasi, memungkinkan penerapan berbagai interpretasi modern dengan tetap mengedepankan akar budaya.

Dengan sifat yang demikian, menurut dia, kebaya punya peluang besar untuk diterima di pasar fesyen global. Ia mengemukakan, kebaya bisa menjadi salah satu produk unggulan Indonesia di pasar fesyen dunia jika dikemas dengan desain yang tepat.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar