16 Mei 2023
10:28 WIB
Penulis: Mahareta Iqbal
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Desa Wisata Sumberbulu yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, akan menghadirkan sebuah program baru camp dan pengalaman berwisata di tengah masyarakat pada Juni mendatang.
Desa wisata yang pernah meraih predikat Desa Wisata Terbaik Kategori Souvenir pada ajang ADWI 2021 ini setiap tahunnya selalu menghadirkan pembaharuan demi memenuhi kebutuhan pengunjungnya.
Titin Riyadiningsih selaku pengelola Desa Wisata Sumberbulu kepada Validnews mengatakan, bahwa bersama tim sebelumnya telah melakukan pemetaan terhadap keinginan pengunjung yang datang ke desa wisata mereka. Pasalnya, masih banyak 'menu' yang perlu mereka tambah untuk membuat pengunjung semakin betah berada di sana.
Program baru ini ingin mendorong pengalaman wisatawan di Desa Sumberbuku tak hanya sebatas menikmati keindahan alam, tetapi juga merasakan pengalaman menjadi warga desa.
Baca juga: Mengupas Potensi Desa Wisata Sebagai Tulang Punggung Wisata Nasional
Titin mengungkapkan, dengan sentuhan yang baru, salah satu sudut di Desa Wisata Sumberbulu, Toya Wening yang menjadi lokasi nongkrong anak muda di sana akan disulap sebagai lokasi untuk mewujudkan program ini.
"Toya Wening ini semacam tempat nongkrong (kafe) di pinggir sawah yang biasanya hanya menyediakan paket makanan. Di atasnya ada lahan yang luas. Setelah kita melakukan analisis identifikasi kebutuhan pengunjung, kita putuskan untuk dijadikan lokasi camp yang dapat memberikan pengalaman berwisata di tengah masyarakat," ujar Titin, Senin (15/5).
Ungkapnya, program ini baru dirancang dan diuji coba dari bulan April kemarin. Dia mencoba menawarkan ke beberapa pengunjung yang sudah pernah ke Desa Wisata Sumberbulu dan ada yang memesan untuk ngecamp di sana pada Juni mendatang,
Menurut Titin, tujuan dihadirkannya program ini ialah sebagai bentuk bagian dari keterlibatan keinginan pengunjung di suatu desa wisata. Sebagai desa wisata, tentunya juga harus memahami hal-hal apa saja yang pengunjung butuhkan. Oleh sebab itulah, Desa Wisata Sumberbulu menghadirkan program ini.
Baca juga: 5 Desa Wisata Di Ketinggian Indonesia
"Di Sumberbulu, kita ada dua hal yang diperbaharui terkait kebutuhan pengunjung. Pertama, tidak harus menginap untuk menikmati objek wisata Sumberbulu di mana pengunjung dapat menikmati berbagai suasana yang ditawarkan, seperti ngopi di pinggir sawah, menikmati makanan tradisional sembari menyaksikan matahari tenggelam dan berbagai sarana lainnya. Kedua, Di Toya Wening kita punya program yang nantinya dikolaborasikan dengan paket wisata, yaitu ngecamp dengan area lahan dan parkir yang luas," jelas Titin.
Program ini tidak sebatas menawarkan lahan untuk lokasi camp saja, tetapi juga pengalaman berwisata di Sumberbulu.
Pada bulan ini, Desa Wisata Sumberbulu melakukan trial terhadap program yang akan diresmikan pada Juni mendatang saat libur sekolah. Saat ini, lokasi ngecamp masih sebatas dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti pramuka.
Program kamping ini menurut Titin berbeda dengan konsep homestay yang dihadirkan di Sumberbulu sebelumnya, yang mana pengunjung akan memiliki orang tua asuh di rumah yang mereka tempati.
Baca juga: Desa-desa Wisata Terbaik di Indonesia
Sementara itu, dalam program camp ini nantinya pengunjung akan memiliki keakraban dengan pengunjung lainnya dan belajar tentang masyarakat Sumberbulu dari masyarakat langsung, seperti belajar keseharian masyarakat, ikut terlibat pada pekerjaan masyarakat serta berpartisipasi dalam gotong-royong dan lain sebagainya.
Nantinya, siapapun dapat terlibat langsung mengenal lebih dekat Desa Wisata Sumberbulu lewat program camp ini, baik secara individu maupun kelompok. Segala kebutuhan termasuk tenda sudah disediakan langsung di lokasi dan tidak menutup kemungkinan juga pengunjung boleh membawa tendanya sendiri.
"Saat ini memang belum ada tamu yang masuk untuk program ini dikarenakan kita resmikan di Juni mendatang. Tapi, pada Juni mendatang sudah ada tiga kelompok yang akan memanfaatkan camp ini, yaitu 1 sekolah, 1 kelompok pecinta alam dan 1 perguruan tinggi. Evaluasi program ini akan kami lakukan pasca beberapa bulan kegiatan ini berjalan," tutup Titin.