03 Juli 2024
13:49 WIB
Desa Wisata Landorundun, Pesona Tersembunyi Di Toraja Utara
Berstatus sebagai desa wisata rintisan dalam 50 besar ADWI 2024, Landorundun tak kalah memiliki keunikan dari segi budaya seperti desa wisata lain yang sudah lebih dulu tersohor di Tana Toraja.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
Desa Wisata Landorundun, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Dok. Jadesta
JAKARTA - Memiliki wilayah pegunungan yang ditinggali oleh masyarakat adat suku Toraja, membuat wilayah Sulawesi Selatan memiliki sejumlah desa wisata yang cukup dikenal bahkan di kalangan wisatawan mancanegara.
Beberapa desa wisata yang dimaksud sebut saja Desa Saluallo, Desa Kete Kesu, Desa Kole Sawangan, dan masih banyak lagi.
Namun belakangan, ada satu desa di Sulawesi Selatan tepatnya Toraja Utara, yang mencuri perhatian lantaran berhasil masuk dalam daftar 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), yakni Desa Wisata Landorundun.
Mirip dengan desa Toraja pada umumnya, Desa Landorundun ini memiliki ciri khas berupa area tinggal yang hanya memiliki bangunan rumah tradisional Suku Toraja, yakni Rumah Adat Tongkonan yang memiliki ciri khas berupa ukiran kayu di setiap sudutnya.
Belum lagi, ciri khas lain yang pasti ditemui adalah keberadaan hewan ternak berupa kerbau yang begitu berarti bagi masyarakat Toraja.
Kerbau-kerbau ini menjadi properti yang sangat istimewa, di mana masyarakat setempat bahkan memiliki tempat atau kandang khusus. Selain itu, bagian kepala atau tanduk dari kerbau yang sudah dikorbankan untuk ritual tertentu juga biasanya menghiasi bagian depan rumah tongkonan, dengan makna menunjukkan derajat keluarga dari pemilik rumah.
Desa Wisata Landorundun sendiri juga terbilang menyenangkan untuk dikunjungi lantaran letaknya yang berada pada area dengan ketinggian mencapai 2.100 mdpl. Hal tersebut yang membuat udara di desa ini cukup sejuk, dengan rentang suhu mulai dari 16° celcius di malam hari, hingga maksimal 30° celcius di siang hari.
Desa Wisata Landorundun memiliki 3 anak desa atau dusun yakni Dusun Tondoklitak, Dusun Londong Biang, dan Dusun Salaga, yang memiliki keunikan masing-masing.
Seperti Dusun Tondoklitak, yang memiliki banyak rumah tongkonan dan lumbung yang terbuat dari kayu, serta dikelilingi hamparan sawah.
Di tempat tersebut juga terdapat kuburan batu yang disebut To'kua, Tobulan, dan Patiang Boro, di mana ketiganya diketahui mulai digunakan sejak tahun 1600 hingga saat ini, dan sudah terdapat sebanyak 65 liang dan tempat pemujaan Aluktodolo, atau agama leluhur orang Toraja.
Sementara itu di Dusun Londong Biang, memiliki daya tarik berupa pemandangan alam dan area persawahan termasuk kebun kopi Arabika dan peternakan kerbau. Terakhir di Dusun Salaga, menjadi pusat pembuatan kerajinan bambu dan manik-manik yang biasanya menjadi cendera mata bagi para wisatawan yang berkunjung.
Sayangnya dengan potensi tersebut, Desa Wisata Landorundun memang masih jarang terekspos jika dibandingkan dengan desa wisata lain di Toraja, lantaran akses jalan menuju kawasan ini bisa dibilang belum terlalu memadai.
Hal itu juga yang membuat Desa Landorundun saat ini masih berstatus sebagai desa wisata rintisan dalam daftar 50 ADWI terbaik.