c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

13 Juni 2023

14:32 WIB

Desa Sukarara, Tempat Wisatawan Belajar Menenun

Desa Sukarara adalah salah satu sentra kain tenun songket Lombok. Tak hanya menjual berbagai kerajinan khas, wisatawan yang berkunjung juga bisa belajar untuk membuat kain tenun.

Penulis: Mahareta Iqbal

Editor: Satrio Wicaksono

Desa Sukarara, Tempat Wisatawan Belajar Menenun
Desa Sukarara, Tempat Wisatawan Belajar Menenun
Seorang pengunjung sedang belajar menenun kain khas Lombok di Desa Sukarara, Lombok. Shutterstock/Sekarhara

JAKARTA - Lombok tak hanya terkenal akan keindahan alam, tapi juga budayanya yang masih terus dilestarikan sampai hari ini. Salah satunya adalah kain tenun. 

Di Lombok Tengah, ada sebuah desa yang menjadi sentra pembuatan kain tenun songket Lombok, namanya Desa Sukarara. Desa ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi para pelancong yang ingin mencari kerajinan khas, sembari melihat proses pembuatannya. 

Ketenaran desa ini atas hasil kain tenunnya tak perlu diragukan lagi. Sampai-sampai dijuluki sebagai 'Desa Tenun". Budaya menenun telah menjadi tradisi turun menurun bagi masyarakatnya.

Dilansir dari laman Go Mandalika, menenun sudah menjadi kegiatan yang rutin bagi para gadis di Desa Sukarara. Kemahiran menenun merupakan syarat wajib yang harus mereka kuasai sebelum menikah. Sejak kecil, gadis-gadis di Desa Sukarara sudah diajarkan untuk menenun. 

Sebenarnya, ada alasan lain di balik keharusan gadis-gadis di Desa Sukarara untuk bisa menenun. Tujuannya agar tradisi menenun kain songket tetap lestari sebagai salah satu warisan budaya.

Menyoal hasil tenunannya, ada ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan songket yang dibuat desa lain. Kain songket Lombok Desa Sukarara menggunakan benang emas, belum lagi tingkat kerumitan pengerjaan motif-motifnya. Seperti motif Keker, Serat Penginang, Cungklik, dan Subahnale.

Selain prosesnya yang dilakukan secara tradisional, ternyata proses pewarnaan benang-benang sebagai bahan dasarnya juga menggunakan pewarna alami. Warna-warna alami tersebut biasanya dihasilkan dari kulit kayu mahoni, biji buah asam, daun sirih dan juga kunyit.  

Hasil tenunan Desa Sukarara juga diklaim lebih halus, dan inilah yang kemudian menjadikan kain tenun dari desa ini unik.

Belajar Menenun

Saat berkunjung ke desa ini, wisatawan akan disambut bunyi khas dari alat tenun tradisional yang sedang dioperasikan oleh masyarakat desa. Hampir setiap rumah di sana, memiliki alat tenun. Ya, karena menenun menjadi aktivitas keseharian mereka.  

Sebagai sentra, maka Desa Sukarara tak sekedar menjadi pusat berbelanja kain songket, tapi wisatawan juga bisa belajar atau menjajal membuat menenun dengan cara tradisional dari para ahlinya.

Kain tenun songket desa ini dibanderol dengan harga bervariasi, mulai dari Rp35 ribu hingga Rp3 juta.

Tertarik berlibur sambil belajar menenun di Desa Sukarara?


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar