23 November 2023
18:08 WIB
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jika per tahun 2022, ada sebanyak 83.794 desa/kelurahan yang tersebar di seluruh Indonesia. Tapi dari puluhan ribu desa tersebut, pernahkah terpikir kira-kira di mana desa tertua yang lebih dulu ada?
Ada beberapa catatan atau literatur berbeda yang menyebut desa tertua di negeri ini. Misalnya Desa Ngupit di Klaten, yang diyakini sudah berusia lebih dari 1.000 tahun berdasarkan tulisan pada batu prasasti yang ditemukan di kawasan tersebut.
Namun, jika bergeser ke Indonesia bagian Timur, ada juga salah satu desa yang diyakini sebagai desa tertua, yakni Desa Sawai, yang berlokasi di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
Bukan dalam bentuk prasasti, kepercayaan mengenai status desa tertua di tempat ini berasal dari cerita yang hidup secara turun-temurun. Diceritakan bahwa Desa Sawai sudah ada sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Portugis, dan Belanda ke tanah air.
Dulunya, Desa Sawai disebut terbentuk dari kedatangan pedagang Arab ke Pulau Seram. Pedagang Arab diceritakan datang dengan maksud untuk memonopoli rempah-rempah, dan memengaruhi sebagian budaya di desa tersebut.
Karena itu, di masa kini akan sedikit terlihat pengaruh terhadap kebudayaan setempat lewat keberadaan musik gambus, pakaian gamis, dan dari arsitektur bangunan.
Pemandangan udara Desa Sawai di Maluku Tengah. Shutterstock/KELE projectDesa di Atas Aliran Sungai
Jangan bayangkan Desa Sawai menempati sebuah lahan tanah di Seram. Karena kawasannya yang memang dikenal berada di tepi pulau, desa satu ini nyatanya berada di kawasan perairan dengan kedalaman sebatas pinggang orang dewasa.
Kawasan perairan tersebut, yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan Sungai Asinahu. Sungai ini membelah kawasan pemukiman Desa Sawai yang secara menyeluruh menempati lahan seluas 15 hektar.
Di saat bersamaan, Sungai Asinahu yang berada di tengah pemukiman memang menjadi sumber mata air tawar penduduk. Setiap harinya, masyarakat setempat baik orang dewasa bahkan anak-anak yang berenang atau berkeliling menggunakan perahu dayung menjadi pemandangan lumrah di tempat ini.
Sungai Asinahu yang membelah area pemukiman Desa Sawai memang terlihat jernih, di mana pada bagian sisi kiri dan kanan sungai terdapat rumah warga yang dibatasi oleh semacam dinding keramik, yang sengaja dibuat agar kebersihan air sungai tetap terjaga.
Tidak hanya didukung dengan keindahan Sungai Asinahu, lanskap Desa Sawai tampak semakin cantik dengan adanya pemandangan Bukit Bendera. Dari atas bukit tersebut, biasanya masyarakat atau bahkan wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini dapat melihat keindahan Laut Seram yang menakjubkan.
Belum cukup sampai di situ, keindahan Desa Sawai juga ditambah dengan adanya pulau-pulau kecil yang mengelilingi desa serta warna air lautnya yang jernih, sehingga normalnya ikan-ikan di dasar laut dapat terlihat secara jelas.
Dalam hal pariwisata, meski jarang terjamah tapi di tempat ini sudah ada beberapa warga yang menjalani peran sebagai pemandu atau tour guide. Sementara dari segi fasilitas, meski sederhana di sini sudah ada penginapan yang layak dan beberapa fasilitas lain yang mendukung pengalaman menjelajah pesona laut kawasan Indonesia Timur yang masih ‘perawan’.