c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

15 Mei 2025

16:13 WIB

Deret Film Dan IP Indonesia Di Festival Cannes 2025

Film dan cerita-cerita dari Indonesia berpartisipasi di Marche du Film, Festival Film Cannes 2025 untuk membuka peluang kolaborasi di tingkat global.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Deret Film Dan IP Indonesia Di Festival Cannes 2025</p>
<p id="isPasted">Deret Film Dan IP Indonesia Di Festival Cannes 2025</p>

Sesi Taklimat Media Delegasi Indonesia ke Marche du Film, Cannes 13-24 Mei, di Senayan, Jakarta, Selasa (6/4). Dok: Validnews/ Andesta.

JAKARTA - Indonesia berpartisipasi di Festival Film Cannes 2025 lewat sejumlah judul film hingga cerita. Proyek-proyek cerita Indonesia berpartisipasi di Marche du Film, pasar film terbesar dunia yang menjadi bagian dari festival, dalam misi memperluas jejaring global dan membuka peluang kolaborasi strategis dalam festival yang berlangsung 13 hingga 24 Mei mendatang.

Salah satunya adalah film Ikatan Darah yang diproduseri Iko Uwais melalui rumah produksi Uwais Pictures yang mengangkat silat dan cerita lokal. Selain itu, juga hadir film animasi Jumbo yang meraih sukses besar di bioskop dalam negeri, yang akan bertemu dengan para calon mitra untuk memasarkan dan mendistribusikan film animasi kebanggaan Indonesia tersebut di pasar internasional.

Tak hanya film, tiga kekayaan intelektual (intellectual property/IP) komik Indonesia juga akan hadir di Marche du Film diusung oleh JAFF Market. Mereka adalah Bandits of Batavia rilisan Beyondtopia karya Bryan Valenza, komik Locust rilisan Studio Kosmik, dan Jitu yang dirilis Caravan Studio. Ketiga komik yang siap dialihwahanakan menjadi film layar lebar tersebut akan mengikuti program Spotlight Asia di Marche du Film, setelah terseleksi di JAFF Market 2024.

Film panjang debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku juga akan berpartisipasi di Marche du Film Cannes. Film Pangku dipresentasikan di Cannes untuk bertemu dengan calon mitra kolaborator, seperti sales agent.

Film terbaru dari Palari Films karya sutradara Edwin, Monster Pabrik Rambut yang memiliki judul internasional Sleep No More juga akan hadir di Marche du Film. Film yang dibintangi Rachel Amanda, Lutesha, Iqbaal Ramadhan, dan Sal Priadi tersebut merupakan ko-produksi antara Indonesia, Singapura, Jepang, dan Jerman. Di Marche du Film, Sleep No More akan diwakili oleh ShowBox, perusahaan yang memproduksi blockbuster Exhuma (2024) sebagai sales agent mereka.

Cannes Film Festival 2025 juga menjadi ajang kembalinya aktris legendaris Indonesia Christine Hakim. Sebelumnya, film yang dibintanginya, Tjoet Nja’ Dhien (1989) menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di festival tersebut. Kini, Christine Hakim kembali ke Cannes dalam debutnya sebagai produser untuk film The Mourning Journey yang disutradarai Garin Nugroho dan dibintangi oleh Reza Rahadian. The Mourning Journey akan mencari calon mitra kolaborator di Marche du Film.

Ada pula film ko-produksi KawanKawan Media berjudul Renoir yang disutradarai oleh sutradara Jepang Chie Hayakawa (Plan 75) yang di ko-produseri oleh Yulia Evina Bhara dari Indonesia. Film koproduksi Jepang, Indonesia, Perancis dan Filipina ini terseleksi di kompetisi utama Cannes tahun ini.

Sementara itu, pada konteks individu, beberapa nama di Indonesia juga terlibat dalam berbagai program Cannes tahun ini. Termasuk di antaranya, produser dan sutradara Razka Robby Ertanto yang terseleksi dalam program Producers Network Marche du Film. Di program tersebut, Razka akan mempresentasikan proyek film terbarunya yang menceritakan kisah tentang penyanyi seriosa legendaris Indonesia yang juga merupakan istri pelukis S. Sudjojono, Rose Pandanwangi.

Kemudian, Yulia Evina Bhara, produser Indonesia yang menjadi salah satu juri dalam salah satu segmen kompetisi utama Cannes. Ini menjadi pengalaman pertama bagi sang produser menjadi juri, setelah tahun lalu terlibat dalam program Producers Network Marche du Film. Yulia Evina akan bergabung bersama Jihane Bougrine, Josee Deshaies, Daniel Kaluuya dan Presiden juri Rodrigo Sorogoyen.

Partisipasi film dan sineas Indonesia di Festival Cannes tahun ini mendapat dukungan dari negara melalui Kementerian Kebudayaan RI. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dalam taklimat media di Jakarta beberapa waktu lalu, menyampaikan bahwa pemerintah menfasilitasi kehadiran para sineas Indonesia di Cannes melalui skema travel grant atau pembiayaan perjalanan.

Fadli Zon berharap, dengan partisipasi ini, film Indonesia mendapatkan apresiasi yang sangat baik di dunia internasional.

“Saya berharap kehadiran ini bukan sekadar kehadiran biasa. Kita berharap ini akan memperkuat kembali inspirasi, semangat, dan daya dukung serta daya dorong bagi industri film, baik di internasional maupun di daerah-daerah," ungkap Fadli di Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Kita berharap dengan kehadirannya di Cannes ini bisa memperkuat kolaborasi dan menarik banyak mitra internasional lain," imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar