01 Juli 2024
13:27 WIB
Dekat Dengan Kehidupan Remaja, Ini Alasan Harus Nonton "Inside Out 2"
Inside Out 2 menjadi film animasi yang membawakan cerita kompleks khas Pixar dengan tema kehidupan remaja yang rumit.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
Poster promosi film "Inside Out 2". Dok. Pixar
JAKARTA - Film besutan Pixar, Inside Out 2 sudah tayang di bioskop sejak 14 Juni. Film ini merupakan sekuel dari film sebelumnya, Inside Out yang rilis pada 2015 lalu.
Dalam film keduanya, Inside Out 2 mengajak penonton untuk kembali masuk ke dalam benak tokoh utama, Riley yang tengah beranjak dewasa. Dengan perubahan yang dialaminya, hal-hal tak terduga pun terjadi, termasuk datangnya emosi-emosi baru.
Film ini menceritakan Riley yang kini resmi menjadi seorang remaja. Di ambang memasuki sekolah menengah, dunia Riley berubah sepenuhnya.
Jika Joy dan para emosi lainnya mengira masa balita adalah masa sulit, mereka kini dihadapkan dengan perjalanan yang lebih menantang. Potensi hadirnya teman-teman baru untuk Riley, masa depan hockey, dan perubahan besar lainnya terjadi bersamaan dengan kehadiran serangkaian emosi baru yang kompleks.
Di dalam benaknya, Riley masih merupakan anak ceria yang dikenal dan dicintai oleh teman-teman serta keluarganya. Namun, dengan perubahan diri yang begitu cepat, dia berjuang untuk menyeimbangkan tantangan dalam dunia barunya.
Selain melanjutkan perjalanan Riley, ada beberapa alasan mengapa film ini harus ditonton. Salah satunya adalah karena ceritanya sangat relevan dengan kehidupan nyata, menggambarkan tantangan dan perubahan yang dihadapi saat beranjak dewasa.
Gambarkan pencarian identitas diri di masa puber
Melansir laman Screen Rant, jika Inside Out membahas perkembangan psikologi anak-anak, sekuelnya ini mengupas komplikasi kejiwaan pada masa remaja. Inside Out 2 menunjukkan bagaimana kecemasan membentuk versi baru dari diri Riley.
Dia mulai melepaskan diri dari sistem kepercayaan lamanya dan mulai menanam kenangan baru untuk membangun identitas yang baru. Ini membuat Riley berpura-pura menjadi seseorang berbeda agar diterima oleh teman-teman sekelasnya yang lebih tua dan lebih keren.
Ketakutan akan penolakan membuat Riley semakin panik, hingga akhirnya dia mengalami serangan kecemasan yang parah di akhir film.
Di film ini, penonton akan diajak untuk belajar mengendalikan kecemasan yang sering dialami oleh orang-orang yang telah banyak mengalami berbagai tantangan hidup. Inside Out 2 sepenuhnya memahami perjuangan itu dan memvisualisasikannya dengan cara yang sangat menarik.
Menyadarkan tiap individu tak sendirian
Awalnya, Riley percaya dirinya adalah orang yang baik, tetapi kecemasan membuatnya kehilangan kepercayaan diri dan meragukan apakah itu cukup untuk mendapatkan teman di sekolah menengah. Dia membayangkan semua cara hidupnya bisa salah dan ditolak oleh anak-anak keren atau pelatih hoki menjadi ketakutan terbesarnya.
Di akhir film, emosi Riley berhasil mengatasi masalah dan semuanya berakhir dengan baik. Meskipun menyadari bahwa menerima diri sendiri sepenuhnya dapat membuat segalanya lebih baik, kenyataannya adalah Riley harus mengatasi rasa tidak amannya yang dipicu oleh pubertas seiring waktu dan melalui pengalaman yang sulit.
Pada akhirnya, film ini mengajak penonton untuk memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan. Pasalnya, perasaan semacam ini umum terjadi saat pubertas.
Di sepanjang ceritanya, Inside Out 2 mengangkat topik tentang perjuangan harga diri dan serangan kecemasan. Namun, seperti halnya dengan kebanyakan karya Pixar, film ini memiliki akhir yang menghibur dan cocok untuk kalangan remaja hingga dewasa.