19 September 2025
18:57 WIB
Dauroma, Parfum Ecofriendly Dari Limbah Buah Buatan Mahasiswa Ubaya
DI tangan lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), limbah buah disulap menjadi parfum ramah lingkungan.
Editor: Satrio Wicaksono
Parfum Dauroma dari limbah buah. Sumber foto: ubaya.ac.id
JAKARTA - Sisa-sisa buah dikonsumsi umumnya hanya menjadi limbah yang dibuang begitu saja. Tapi di tangan yang tepat, limbah buah tersebut disulap menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan inovasi parfum dari ekstrak limbah buah, diberi nama “Dauroma”. Nama itu sendiri berasal dari gabungan kata 'daur ulang' dan 'aroma', merepresentasikan misi utama tim untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi.
Nicole Olivia Tranggono, ketua tim menjelaskan, latar belakang pembuatan pafrum ini lantaran semakin tingginya dari limbah buah, baik yang berasal dari sampah rumah tangga maupun limbah UMKM. Selain Nicole, adapun anggota tim tersebut yakni Cloresita Margareta Hawins, Selena Hans, Fransiskus Hendra Setiawan Roni, dan Christopher Kayne.
Ia menyebut, bersama tim ingin menciptakan parfum eco-friendly yang memanfaatkan limbah buah dari UMKM jus di Indonesia.
"Selain ecofriendly, parfum ini memiliki bau harum yang tahan lama lebih dari delapan jam. Aroma buah alami yang khas dari Dauroma dapat membangkitkan perasaan bahagia, meningkatkan energi, serta menciptakan kesan ramah saat pengguna memakainya,” katanya, dikutip dari Antara.
Bahan dasar parfum terbuat dari limbah buah, seperti apel, mangga, dan pisang. Parfum beraroma apel diberi nama “Talya”, mangga “Ashbel”, dan pisang “Ertz”.
Pembuatan parfum membutuhkan waktu selama dua minggu. Proses dimulai dari pengumpulan dan ekstraksi limbah kulit buah serta penyaringan ekstraksi, kemudian dilanjutkan dengan formulasi komposisi parfum.
Setelah semua bahan dicampur, dilakukan proses pematangan (maceration) agar aroma menyatu dengan baik, dikemas dalam botol, dan melalui tahap quality control sebelum akhirnya siap dipasarkan.
Pembuatan inovasi dibantu oleh dosen pembimbing, Adhika Putra Wicaksono dan dibina oleh Ubaya InnovAction Hub (UIH). Inovasi ini berhasil lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW).
Lebih lanjut dikatakan, saat ini pihaknya tengah fokus mempersiapkan parfum yang siap diperjualbelikan di masyarakat. Harapannya, Dauroma tidak hanya menjadi pilihan parfum dengan aroma unik dan tahan lama, namun juga dapat berkontribusi untuk mengurangi limbah.
"Selain itu juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan, serta pemberdaan masyarakat lokal melalui proses produksi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Nicole.