c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

18 Oktober 2024

16:37 WIB

Dari Antariksa Hingga Nuklir, BRIN Pastikan Riset Jadi Prioritas Prabowo

Riset dan inovasi di bidang antariksa, jadi salah satu prioritas pemerintah. Antariksa merupakan bagian dari kedaulatan, namun Indonesia belum punya satelit khusus, selain satelit telekomunikasi

<p>Dari Antariksa Hingga Nuklir, BRIN Pastikan Riset Jadi Prioritas Prabowo</p>
<p>Dari Antariksa Hingga Nuklir, BRIN Pastikan Riset Jadi Prioritas Prabowo</p>

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko ditemui di Kantor BRIN, Jakarta, Jumat (18/10/2024). Antara/Sean Filo Muhamad

JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebutkan, sejumlah program riset dan inovasi menjadi salah satu prioritas Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam periode kepemimpinannya yang akan datang.

"Sudah, di bidang antariksa ini salah satunya," kata Handoko perihal adanya masukan dari pemerintah terpilih terkait riset dan inovasi, saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/10).

Handoko mengatakan, riset dan inovasi di bidang antariksa menjadi salah satu prioritas pemerintah. Pasalnya, antariksa merupakan bagian dari kedaulatan Indonesia, namun saat ini Indonesia belum memiliki satelit khusus, selain satelit telekomunikasi.  

Menurut dia, hal ini penting untuk menjadi perhatian. Sebab, ruang antariksa sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah melalui BRIN secara regulasi.  

"Sehingga kami harus melakukan langkah strategis untuk bisa memastikan Indonesia bisa memiliki kemampuan dalam memanfaatkan antariksa secara optimal, sekaligus menjaga kedaulatan wilayah kita," ujarnya.  

Di samping itu, Handoko juga menyebut Prabowo memiliki kepedulian dalam menciptakan energi baru dan terbarukan untuk mencapai target nol emisi karbon (net zero emission). Salah satunya, kata dia, yaitu dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang kini sedang digodok oleh BRIN agar implementasinya bisa semakin matang.

"Nuklir memang menjadi salah satu, atau mungkin hampir satu-satunya pilihan yang bisa kita ambil. Dan itu, sudah menjadi concern bersama, juga sekaligus dari DPR. Inilah makanya mengapa Undang-Undang terkait Energi Baru dan Terbarukan sudah direvisi," tutur Handoko.  

Asta Cita
Diketahui, penguatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang mencakup bidang riset dan inovasi, menjadi salah satu poin dalam Asta Cita yang menjadi misi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemerintahan yang akan datang.

Di samping itu, swasembada energi menjadi salah satu janji dalam kampanye Prabowo-Gibran, dengan cita-cita agar Indonesia dapat menjadi pemasok utama energi hijau dunia. Di antaranya melalui pengembangan produk biodiesel dan bioavtur dari sawit, bio-ethanol dari tebu dan singkong, serta energi hijau dari angin, matahari, dan panas bumi.

Demi mewujudkan hal tersebut, kebijakan pemerintah yang mendukung investasi di bidang pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi diyakini sebagai keharusan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. “Saya percaya Pak Prabowo concern dengan hal tersebut ya," kata Handoko.

Ia menjelaskan perhatian Prabowo terhadap bidang riset dan inovasi. Salah satunya dibuktikan dengan peningkatan anggaran riset pada 2025, di mana jumlahnya meningkat sekitar Rp500 miliar. "Alokasinya hampir setengah triliun (rupiah) ya tambahannya, dan itu berada di hampir semua kementerian/lembaga yang masih didorong di level minimal anggarannya," ungkapnya.

Handoko mengatakan, diskusi dan pembicaraan terkait perkembangan riset dan inovasi untuk Indonesia di masa yang akan datang telah dilakukan selama beberapa kali oleh BRIN bersama dengan perwakilan dari pemerintah terpilih. Menurutnya, hal tersebut merupakan hal positif, sebab Indonesia harus menerapkan kebijakan dan ekonomi yang berbasis pengetahuan dalam menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.

"Ekonomi berbasis pengetahuan, dalam artian penciptaan produk baru yang memiliki nilai lebih tinggi, yang dalam prosesnya itu, riset dan inovasi berperan untuk menciptakan hal baru tersebut. Maka, BRIN berperan penting ya," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Anggota Komisi VII DPR RI Ribka Tjiptaning Proletariyati mengatakan Komisi VII harus memperjuangkan kenaikan anggaran bagi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

"Anggarannya juga masih kecil banget, harus diperjuangkan oleh Komisi VII," kata Ribka.

Dia menilai kenaikan anggaran BRIN bernilai penting, terutama untuk pengembangan riset di tanah air. Melalui anggaran yang besar, kata Ribka melanjutkan, BRIN dengan sumber daya manusia yang cerdas dapat mengembangkan berbagai hal demi kemajuan Indonesia.

"Memang BRIN, itu badan riset (yang mampu meriset) dari hal yang tidak jelas, dari hal yang di bawah tanah (bisa dikembangkan) sampai bikin pesawat (bisa dilakukan). Itulah hebatnya BRIN," tuturnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar