c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

08 Agustus 2025

15:15 WIB

Dampak Melepasliarkan Kucing, Dari Overpopulasi Hingga Zoonosis

Melepaskan kucing peliharaan ke alam liar bisa menimbulkan sederet permasalahan baru, baik bagi hewan itu sendiri, manusia hingga lingkungan. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Dampak Melepasliarkan Kucing, Dari Overpopulasi Hingga Zoonosis</p>
<p>Dampak Melepasliarkan Kucing, Dari Overpopulasi Hingga Zoonosis</p>

Ilustrasi Ibu dan anak Kucing Liar. Sumber: Shutterstock/Stock Photos 2000

JAKARTA - Pernahkah Anda berada dalam posisi harus melepasliarkan kucing karena satu atau sebab lain? Tentunya hal itu meimbulkan perasaan dilema. Sebenarnya, melepasliarkan kucing bukan solusi tepat. 

Bertepatan dengan International Cat Day atau Hari Kucing Sedunia yang diperingati setiap 8 Agustus, akademisi IPB University, drh. Tetty Barunawati Siagian menyebut, tindakan tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak negatif jangka panjang, baik bagi hewan, manusia, maupun lingkungan.

Dirinya berpendapat, melepasliarkan kucing tanpa disterilkan dan diawasi dapat menyebabkan ledakan populasi.

"Overpopulasi kucing berpotensi menimbulkan krisis kesejahteraan hewan karena keterbatasan makanan, tempat tinggal, dan perhatian. Akibatnya, kucing menjadi kelaparan, kurus, dan sakit," ujar dosen Program Studi Paramedik Veteriner, Sekolah Vokasi IPB University ini.

Baca juga: Mengenal Moflin, Robot Hewan Berbasis AI Yang Populer Di Jepang

Selain itu, kucing peliharaan yang dilepasliarkan dapat memicu konflik sosial. Kucing-kucing ini sering kali masuk ke rumah warga, buang kotoran sembarangan, dan menimbulkan suara bising saat musim kawin. Hal ini berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat dan memicu tindakan kekerasan terhadap hewan.

Dampak lain yang menjadi perhatian adalah peningkatan risiko penyakit zoonosis. "Kucing liar bisa menjadi sumber pencemaran karena buang air sembarangan dan berpotensi menularkan penyakit ke manusia," jelasnya, dilansir dari laman ipb.ac.id.

Dia juga menyoroti pencemaran lingkungan akibat polusi bau serta gangguan terhadap satwa liar. Kucing yang hidup bebas berpotensi memangsa burung, reptil, dan serangga yang penting bagi keseimbangan ekosistem.

Selain itu, meningkatnya jumlah kucing liar menimbulkan beban finansial bagi pemerintah dan komunitas pencinta hewan. Salah satunya akibat peningkatan biaya publik dan shelter. 

“Pemerintah dan komunitas harus mengeluarkan banyak dana untuk penanganan populasi kucing liar tersebut. Namun, ini tetap tidak akan selesai apabila sumber masalahnya (dilepasliarkan) tidak dihentikan. Selain itu, shelter hewan dan relawan kewalahan menangani rescue dan sterilisasi kucing,” tambahnya.

Menurutnya, tindakan melepasliarkan kucing bukan bentuk kebebasan, melainkan awal dari siklus penderitaan baru. “Jika pemilik tidak bertanggung jawab, mereka bukan membebaskan hewan peliharaannya, tetapi menciptakan masalah baru yang tak berkesudahan,” tegasnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar