c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

21 Oktober 2023

14:02 WIB

Dampak Kesehatan Dari Aneurisma Otak Yang Kambuhan

Insiden perdarahan berulang terjadi paling sering dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah perdarahan awal.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

Dampak Kesehatan Dari Aneurisma Otak Yang Kambuhan
Dampak Kesehatan Dari Aneurisma Otak Yang Kambuhan
Ilustrasi otak. Unsplash

JAKARTA - Aneurisma otak adalah kondisi di mana terjadi pembengkakan pada dinding arteri di otak. Kondisi ini menjadi serius karena aneurisma dapat pecah dan menyebabkan pendarahan di otak mengakibatkan berbagai komplikasi serius, termasuk stroke.
 
Dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS yang merupakan dokter bedah saraf di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) mengatakan aneurisma otak terjadi karena gaya hidup. Aneurisma otak biasanya lebih terkait dengan faktor risiko medis seperti tekanan darah tinggi, merokok, riwayat keluarga, dan faktor-faktor genetik daripada gaya hidup secara langsung.
 
"Aneurisma otak justru dapat menyerang usia produktif," ujar dr. Mardjono Tjahjadi beberapa waktu lalu.
 
Menurut data dari The Brain Aneurysm Foundation, setiap tahun terdapat sekitar 500 ribu kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh aneurisma otak dan setengah dari korban berusia di bawah 50 tahun. Bahkan, setiap 18 menit terjadi kejadian pecahnya aneurisma otak.
 
Dari seluruh kasus aneurisma yang pecah, 50 persennya berakhir dengan fatal dan dari 66% yang selamat banyak mengalami defisit neurologis atau kelumpuhan permanen.
 
Dokter Mardjono juga menjelaskan bahwa aneurisma otak dapat pecah berulang akibat pecah pertama, sehingga darah mengalir keluar membanjiri otak akan menyebalkan peningkatan tekanan.
 
"Tekanan darah yang meningkat pasti akan meningkatkan aliran darah dan tegangan pada kantong aneurisma yang sudah rapuh. Hal ini berpotensi menyebabkan retakan pada dinding atau bahkan membuat lubang akibat pergeseran bekuan darah karena tekanan yang meningkat," tuturnya.
 
Mengutip buku "Memahami Aneurisma Otak" yang ditulis oleh dokter Mardjono Tjahadi, banyak penelitian melaporkan bahwa insiden perdarahan berulang terjadi paling sering dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah perdarahan awal. Dalam periode tersebut, sekitar 10% dari pasien ditemukan mengalami perdarahan berulang.
 
Pada hari-hari berikutnya, persentase risiko perdarahan berulang akan mengalami penurunan, sekitar 1-2% dalam 2 minggu pertama. Secara kumulatif, dalam 2 minggu pertama, risiko perdarahan berulang dapat mencapai 20-25%. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, persentase kumulatif aneurisma tersebut yang pecah kembali dapat meningkat hingga mencapai 50-60% pada akhir bulan ke-6.
 
Namun, pendarahan berulang dari aneurisma otak dapat menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada otak dan sistem saraf, sehingga berdampak pada fungsi fisik dan kognitif seseorang.
 
"Sayangnya, mereka yang selamat dari perdarahan berulang, kebanyakan mengalami cacat berat hingga tidak bisa lagi mandiri dalam akivitas hidup sehari-hari," jelasnya.
 
Oleh karena itu, sangat penting untuk mendiagnosis secara dini ke pusat bedah saraf yang memiliki fasilitas dan tenaga medis memadai. Hal ini sangat dianjurkan untuk memastikan penanganan lebih cepat dan optimal, sehingga dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi risiko komplikasi serius akibat aneurisma otak.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar