11 Februari 2025
09:03 WIB
Dagozilla, Robot Sepak Bola Autonomous Karya Mahasiswa ITB
Robot Dagozilla ini sudah berbekal teknologi Robot Operating System (ROS) yang sering digunakan dalam industri robotika.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
Robot Dagozilla karya mahasiswa ITB. Dok. ITB
JAKARTA - Sejumlah Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam tim Dagozilla ITB, berhasil mengembangkan sebuah robot sepak bola beroda yang sepenuhnya otonom, dengan penerapan sejumlah teknologi terkini.
Robot yang juga dinamakan Dagozilla ini akan diikutsertakan dalam Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda (KRSBI Beroda) 2025, sebuah ajang prestisius dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) di bawah Lomba Robot Indonesia (LRI).
Dalam hal kemampuan, robot Dagozilla ini sudah berbekal teknologi Robot Operating System (ROS) yang sering digunakan dalam industri robotika. Sehingga mampu mendeteksi bola, menggiring, hingga menendang dengan presisi.
Tahun ini, fokus pengembangan pun ditingkatkan dengan meliputi sistem dribble, optimalisasi kontrol, dan peningkatan akurasi sistem vision menggunakan algoritma YOLO (You Only Look Once) untuk deteksi objek real-time.
Peningkatan juga dilakukan pada sistem lokalisasi robot, melalui implementasi sensor depth camera dan pengembangan perangkat lunak berbasis machine learning untuk meningkatkan kecerdasan strategi permainan. Sehingga dengan kemampuannya, robot Dagozilla sudah selayaknya seperti pemain sepak bola manusia yang bisa secara otomatis beraksi di atas lapangan.
"Kami di sini bukan sebagai pemain bola, tetapi sebagai pelatih yang menciptakan sistem agar robot dapat bermain secara otomatis," kata ketua tim Dagozilla ITB, Rimba Harits Hartanto.
Di tengah keberhasilan tim Dagozilla mengembangkan robot sepak bola mutakhirnya ini, sejumlah tantangan sempat dihadapi. Misalnya ketika terjadi insiden kebakaran modul penurun tegangan robot di tengah malam. Beruntungnya saat itu, tim Dagozilla masih memiliki cadangan. Sehingga ketika di pagi hari mereka melihat modul itu terbakar, bisa segera memperbaikinya lagi dengan segera.
Di luar kejadian tersebut, latihan intensif hingga larut malam dan menginap di ruang kerja sudah menjadi rutinitas Rimba dan anggota tim lainnya menjelang kompetisi. Namun, mereka mengaku tetap fokus menjaga keseimbangan dengan merayakan keberhasilan kecil, seperti menikmati pizza bersama. Semua itu dilakukan untuk memperlihatkan bahwa di balik riset dan teknologi, terdapat solidaritas yang kuat.
Tim Dagozilla ITB percaya bahwa robotika adalah ilmu masa depan yang relevan di berbagai sektor. Itu sebabnya, melalui inovasi yang mereka kembangkan, tim ini berharap dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah robotika global, mengingat mereka pernah menduduki posisi 8 besar dalam kompetisi internasional RoboCup Middle Size League (MSL).
"Robotika tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal menunda kepuasan untuk mencapai hasil yang lebih besar. Ini adalah ilmu yang terus berkembang, dan kami bangga menjadi bagian dari perjalanan ini," kata Rimba.