c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

05 Mei 2025

21:00 WIB

Cuaca Panas di Madinah, Ini Kiat Jaga Kesehatan Dan Fisik Bagi Jemaah Haji

Jemaah diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kondisi fisik selama menjalani rangkaian ibadah.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

<p>Cuaca Panas di Madinah, Ini Kiat Jaga Kesehatan Dan Fisik Bagi Jemaah Haji</p>
<p>Cuaca Panas di Madinah, Ini Kiat Jaga Kesehatan Dan Fisik Bagi Jemaah Haji</p>

Menteri Agama Nasaruddin Umar (tengah) menyampaikan pesan khusus kepada para petugas haji Indonesia. AntaraFoto/Husni Anggoro

JAKARTA - Cuaca panas menjadi tantangan tersendiri bagi jemaah haji asal Indonesia yang mulai tiba di Madinah. Suhu udara di kota suci ini diperkirakan mencapai 35 derajat Celcius, dan kondisi ini dapat berdampak langsung terhadap kesehatan jemaah, terutama bagi mereka yang lanjut usia atau memiliki penyakit bawaan.

Melansir laman resmi Kementerian Agama RI, jemaah diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kondisi fisik selama menjalani rangkaian ibadah. Meskipun saat ini para jemaah masih berada di Madinah, tantangan yang lebih berat diprediksi akan muncul saat mereka melanjutkan perjalanan ke Mekkah.

Di sana, masa tinggal jauh lebih lama, ditambah kondisi lingkungan yang lebih kompleks karena adanya proyek perluasan Masjidil Haram. Aktivitas pembangunan ini memicu banyak debu dan menurunkan kualitas udara yang bisa mengganggu pernapasan dan kesehatan secara umum.

Berbeda dengan Madinah, konsumsi makanan di Mekkah juga menjadi perhatian tersendiri. Di Madinah, seluruh makanan jemaah disiapkan melalui sistem katering yang terkontrol dan memperhatikan gizi.

Namun di Mekkah, banyak jemaah yang memilih makan secara mandiri, sehingga asupan nutrisi mereka sulit dipantau. Karena itu, penting bagi jemaah untuk membatasi aktivitas yang tidak wajib dan lebih fokus pada pelaksanaan ibadah pokok, sambil menjaga stamina tubuh menjelang wukuf di Arafah yang merupakan puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji.

Untuk menghadapi cuaca ekstrem, para jemaah diingatkan untuk tetap menjaga asupan cairan meskipun tidak merasa haus, dan tetap makan secara teratur meski tidak merasa lapar. Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, menjaga kebersihan diri juga menjadi kunci penting untuk melindungi kesehatan selama ibadah.

Jemaah disarankan untuk selalu mengenakan masker, menggunakan payung saat berada di bawah terik matahari, serta menjaga suhu tubuh tetap stabil dengan membasahi wajah menggunakan handuk basah atau menyemprotkan air secara berkala. Perlu diingat bahwa selama musim haji berlangsung, suhu udara bisa berubah drastis.

Umumnya, udara dingin mulai terasa pada awal Oktober hingga November sesuai pola cuaca tahunan di Arab Saudi. Perubahan suhu dan kelembapan ini dapat memicu gangguan kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang ditandai dengan batuk dan pilek, dan sering kali dialami oleh jemaah yang baru tiba di Madinah.

Selain ISPA, dehidrasi juga menjadi kasus kesehatan yang paling sering dijumpai akibat paparan panas yang ekstrem. Jika jemaah mulai mengalami gejala seperti batuk atau flu, disarankan segera berkonsultasi dengan dokter yang mendampingi di kloter masing-masing.

Untuk kasus dehidrasi ringan, penanganan dapat dilakukan dengan pemberian cairan dan oralit. Namun jika kondisinya memburuk, seperti kehilangan kesadaran, maka jemaah akan dirujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) yang tersedia di tiga wilayah kerja antara lain Jeddah, Mekkah, dan Madinah.

Dengan menjaga pola hidup sehat, cukup minum, cukup istirahat, dan menghindari aktivitas berat di bawah terik matahari, jemaah diharapkan bisa menjalani seluruh ibadah haji dengan lebih tenang, lancar, dan tetap dalam kondisi fisik yang prima hingga kembali ke tanah air.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar