c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

02 Agustus 2024

16:28 WIB

Cuaca Dan Hama Jadi Tantangan, Bagaimana Petani Cokelat Mengatasinya?

Ada banyak yang memengaruhi hasil produksi kakao dalam negeri, di antaranya cuaca dan hama. Salah satu solusinya bisa dengan sistem Good Agricultural Practices (GAP).

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Cuaca Dan Hama Jadi Tantangan, Bagaimana Petani Cokelat Mengatasinya?</p>
<p>Cuaca Dan Hama Jadi Tantangan, Bagaimana Petani Cokelat Mengatasinya?</p>

Petani memetik buah kakao yang membusuk dari pohonnya di Desa Takosang, Mamuju, Sulawesi Barat. ANTARA FOTO/Akbar Tado

JAKARTA - Indonesia pernah masuk dalam tiga besar negara penghasil kakao dunia. Namun belakangan produksi kakao dalam negeri merosot. Ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, termasuk masalah cuaca dan hama yang sering dihadapi oleh para petani cokelat. 

Hal itu dikeluhkan oleh Rasmulikita Sinulingga, wanita yang memiliki kebun cokelat di Desa Gunung Manumpang, Karo, Sumatera Utara. "Cuaca yang tidak menentu, seperti hujan terus-menerus atau kemarau berkepanjangan, dapat menyebabkan cokelat menjadi busuk," ujar Rasmulikita Sinulingga kepada Validnews.

Hal yang sama juga diutarakan Johan Salbiyantoro, petani kakao asal Kulon Progo, Yogyakarta. Dirinya mengungkapkan, hama seperti kutu daun dan jamur dapat merusak tanaman kakao dan mengurangi hasil panen secara signifikan. Serangan hama ini tidak hanya menurunkan kualitas biji kakao tetapi juga dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi petani. 

"Produksi kami turun drastis karena hama dan penyakit yang terlalu banyak. Banyak pekebun yang putus asa, mereka menebang tanaman kakao dan menggantinya dengan tanaman lain seperti jati yang memerlukan perawatan minimal. Hal ini tentu saja mempengaruhi produksi kami," ujar Johan.

Johan sendiri mengeluhkan bahwa penyakit biji kakao ini sangat banyak dan terbilang susah untuk diatasi. Untuk itu, dirinya dan kelompok tani membuat pestisida dengan bahan organik nabati.

"Kami menggunakan daun-daunan seperti daun mimba, sirih merah, dan daun sirsak. Daun-daun tersebut kami tumbuk, peras airnya, dan semprotkan ke buah atau bunga yang ada di pohon kakao," jelasnya.

Johan berharap dengan cara ini, mereka dapat mencegah hama atau penyakit menyerang kakao yang sedang dalam proses pertumbuhan.

Lantas, langkah apa yang harusnya dilakukan oleh petani kakao?

Arifin Dwi Saputro yang merupakan dosen dan peneliti kakao-cokelat di Laboratorium Teknik Pangan dan Pascapanen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, membenarkan adanya hama dan cuaca yang menjadi penghambat

"Efek El Nino dari kejadian ini tidak hanya memengaruhi Indonesia, tetapi juga sampai ke Afrika Barat. Perubahan iklim ini berdampak besar pada harga, yang saat ini melonjak drastis. Hal ini disebabkan oleh penurunan stok bahan baku dan tingginya permintaan," ujar Arifin kepada Validnews.

Untuk itu, dirinya menyarankan agar para petani menerapkan Good Agricultural Practices (GAP). GAP adalah serangkaian pedoman dan teknik budidaya yang diterapkan untuk memastikan bahwa hasil pertanian, seperti tanaman kakao, diproduksi dengan cara yang aman, efisien, dan berkelanjutan. 

"Ketika memiliki kebun, kita harus merawat tanaman dengan baik. Jika ada hama, harus diberantas. Intinya adalah merawat tanaman dengan baik, termasuk pemupukan yang tepat," ungkapnya.

Sementara itu, keseimbangan komposisi nutrisi sangat penting untuk hasil tanaman. Jika tanah tidak subur atau komposisinya tidak tepat, meskipun tanaman tumbuh dengan baik, mereka tidak akan menghasilkan buah dalam jumlah yang banyak atau optimal. 

"Dengan kata lain, tanaman mungkin terlihat sehat dan subur, tetapi jika tanah tidak mendukung kebutuhan nutrisinya, hasil panen akan terpengaruh secara negatif," jelasnya.

Kemudian, dia juga menegaskan jika tanaman sudah tua, bisa digantikan dengan tanaman baru. Saat ini, varietas tanaman baru, terutama klon-klon hasil rekayasa genetika, seperti silang klon, telah mengalami peningkatan kualitas. 

Varietas ini biasanya memiliki produktivitas yang tinggi, waktu panen yang lebih cepat, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. 

"Oleh karena itu, saya kira jika petani menerapkan Good Agricultural Practices, mereka dapat memanfaatkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas panen mereka," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar