05 November 2025
20:21 WIB
Coba Virtual, Cara Baru Mix and Match Fesyen Di E-commerce
Era digital telah mengubah cara kebanyakan orang menentukan gaya berbusananya, termasuk belanja. Ragam teknologi AI pun hadir memudahkan orang sebelum belanja di e-commerce.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Warga berbelanja secara daring di salah satu aplikasi belanja daring di Bogor, Jawa Barat, Kamis (10 /4/2025). AntaraFoto/Yulius Satria Wijaya |
JAKARTA - Setiap tahun, dunia fesyen selalu menghadirkan sesuatu yang baru, entah dari warna, mode, hingga cara orang mengekspresikan diri. Tapi di balik semua itu, satu hal yang tak pernah berubah yakni semangat untuk tampil autentik dan percaya diri lewat gaya pribadi.
Terlebih, di era digital seperti sekarang, tren fesyen bukan lagi ditentukan oleh panggung catwalk semata, melainkan kreativitas para pengguna media sosial.
Bagi Ana Octarina, seorang digital creator dan Co Founder Leu, dunia fesyen selalu punya cara unik untuk terus berkembang. Membuat siapa pun yang mengikutinya merasa hidup di tengah perubahan.
"Pada tauun 2025 ini jadi masa yang menarik untuk fesyen, karena sedang ada di fase evolusi besar. Sekarang orang nggak cuma lihat baju dari desainnya aja, tapi juga nilai yang dibawa, dan bagaimana gaya itu bisa relate dengan kehidupan mereka,” ujar Ana dalam Webinar “Ekspresikan Gaya Lewat Kreativitas dan Kolaborasi bersama Shopee 11.11 Big Sale”, Rabu (6/11).
Ia melihat tren fesyen masa kini bergerak ke dua arah utama. Pertama, hybrid comfort yaitu gaya trendi yang tetap mengutamakan kenyamanan dan fleksibilitas untuk berbagai aktivitas.
Kedua, personal identity, sebagai cara seseorang mengekspresikan kepribadiannya melalui pilihan busana yang ia kenakan. "Menurut aku, fesyen itu cara paling jujur untuk nunjukin siapa kita," ujar Ana yang dikenal aktif membagikan inspirasi fesyen di media sosial.
Namun, di balik semua perkembangan itu, teknologi memegang peran besar dalam mengubah cara orang berinteraksi dengan fesyen. Ana mengenang bagaimana rumitnya berproses menemukan inspirasi gaya sebelum era digital seperti saat ini.
"Sepuluh tahun lalu, kalau mau beli baju harus ke toko, lihat referensi di TV atau majalah, kadang sampai bawa foto artis buat ditunjukin ke penjual. Sekarang beda banget," tuturnya.
Kini, semua bisa dilakukan lewat layar ponsel. Cukup tahu bentuk tubuh dan warna kulit, lalu cari referensi di media sosial.
"Biasanya aku screenshot gaya yang aku suka, terus masukin ke fitur pencarian. Sekarang semua serba cepat dan personal," tambahnya.
Bahkan, teknologi telah membawa pengalaman fesyen ke level yang lebih interaktif. Dalam kampanye terbaru, Ana mencoba fitur berbasis artificial intelligence (AI), yaitu Coba Virtual Shopee. Fitur ini memungkinkan pengguna mencoba produk fesyen secara virtual, bereksperimen dengan gaya, hingga melakukan mix & match sebelum membeli.
"Serunya, aku bisa lihat langsung gimana kalau bajunya aku pakai tanpa harus datang ke toko. Tinggal klik ‘Coba Sekarang’, unggah foto, dan hasilnya langsung muncul. Bisa langsung tahu cocok atau nggak, bahkan bisa sekalian mix & match sama aksesori yang aku punya,” jelas Ana.
Baginya, teknologi seperti ini bukan hanya mempermudah proses belanja, tetapi juga membuka ruang baru untuk bereksplorasi. Melalui fitur-fitur interaktif seperti Coba Virtual, setiap orang kini bisa lebih bebas bereksperimen dengan gaya, mencoba berbagai inspirasi, dan menemukan versi terbaik dari dirinya sendiri tanpa harus keluar rumah.
Terlebih, menyambut puncak belanja pada 11 November mendatang, momen ini pun menjadi waktu yang tepat bagi siapa pun yang ingin mengekspresikan gaya dan memperkuat identitas fesyennya. Selain menghadirkan produk fesyen lokal dan internasional, Shopee juga menawarkan beragam promo menarik seperti big glash sale 11rb, big brand deals mulai dari 50%, gratis ongkir, dan masih banyak lagi.