c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

20 Mei 2025

20:51 WIB

Cerita Malin Kundang Versi Joko Anwar: Kisah Tentang Memori Yang Hilang

Legenda Kelam Malin Kundang yang dikembangkan rumah produksi Come and See Pictures menghadirkan cerita masa kini, yang dikaitkan dengan legenda.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Cerita Malin Kundang Versi Joko Anwar: Kisah Tentang Memori Yang Hilang</p>
<p id="isPasted">Cerita Malin Kundang Versi Joko Anwar: Kisah Tentang Memori Yang Hilang</p>

Produser Joko Anwar dan Tia Hasibuan serta Jaisal Tanjung selaku Director of Photography film Legenda Kelam Malin Kundang, saat sesi konferensi pers di Epicentrum XXI, Setiabudi, Jakarta, Senin (19/5). Dok: Validnews/ Andesta.

JAKARTA - Semua orang di Indonesia sudah tahu betul Malin Kundang, anak durhaka dalam cerita legenda dari Sumatera Barat itu. Malin adalah anak yang lupa diri, enggan mengakui eksistensi dirinya sebagai anak dari seorang perempuan tua dan miskin. Maka langit pun mengutuk Si Malin menjadi batu, karena melukai hati sang ibu.

Kira-kira, kenapa Malin sampai tak mengakui ibunya? Benarkah dia terlalu malu menyandingkan dirinya yang sudah sukses dan kaya dengan sosok perempuan tua nan miskin? Atau, jangan-jangan, ada alasan lain.

Kisah Malin Kundang atau di Sumatra Barat disebut kaba Malin Kundang, sejak lama telah menjadi bahan perenungan banyak penulis maupun seniman. Banyak muncul cerita-cerita baru yang mencoba menghadirkan perspektif lain tentang Malin Kundang. Bahkan, A.A. Navis, penulis ulung dari Sumatra Barat, membuat cerita Malin Kundang dalam versi yang "sungsang". Maksudnya, cerita dibalikkan dari sang anak yang durhaka, menjadi si ibu yang durhaka. Cerpen itu diberi judul "Malin Kundang, Ibunya Durhaka".

Cerita Malin Kundang tampaknya tak pernah habis menjadi bahan perenungan. Kini, sineas kawakan Joko Anwar, bersama sineas muda Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, menggarap film berjudul Legenda Kelam Malin Kundang. Seperti banyak penulis yang telah mengutak-atik cerita Malin Kundang, Joko dan timnya di Come and See Pictures pun membongkar dunia kaba itu, menariknya ke konteks kehidupan masa kini.

Legenda Kelam Malin Kundang yang dikembangkan rumah produksi Come and See Pictures menghadirkan cerita masa kini, yang dikaitkan dengan legenda. Kisah tentang Alif, seorang laki-laki yang mengalami kehilangan sebagian ingatan karena sebuah kecelakaan. Dia kehilangan sebagian memori kehidupan, termasuk memori akan masa kecil dan sosok orang tuanya.

"Jadi dari cerita legenda, kami ceritakan kembali dengan setting modern masa kini dikemas dengan genre drama misteri thriller," ungkap Joko saat pengumuman para pemeran Legenda Kelam Malin Kundang di Jakarta, baru-baru ini.

Alif yang seorang seniman lukis, yang menggeluti genre micro painting nan unik, menghadapi keraguan akan eksistensi dirinya. Seperti lukisannya yang rumit dan tak kentara, pikirannya pun penuh dengan nuansa kelam dan buram terkait masa lalunya, luka-lukanya dan juga traumanya di masa kecil.

Alif kehilangan memori tentang orang tuanya, sehingga ketika ibunya datang dari desa untuk mengunjunginya, Alif justru meragukan sosok perempuan yang mengaku sebagai ibunya tersebut.

Seperti cerita dalam legenda, kurang lebih begitulah Legenda Kelam Malin Kundang. Namun, film ini menawarkan sisi yang lebih dalam dan tak ada dalam legenda, yaitu perspektif tentang luka, trauma dan memori atau ingatan. Tak menyoroti ihwal moral secara tegas, film ini mempertanyakan konsep tentang keluarga.

"Kita tidak berusaha untuk mengaburkan  secara nilai, tapi kita mengajak penonton untuk bersama memikirkan kembali," tutur Joko tentang pengembangan premisnya.

"Kita mencoba melihat kembali dari sisi yang lebih dalam lagi, mungkin  cara kita untuk memikirkan kembali cerita rakyat yang sudah kita punya, itu mungkin akan membawa suatu pemikiran baru sehingga akan menambah value dari cerita rakyat itu sendiri. Tidak untuk menghilangkan atau mengurangi, tapi untuk menambah nilainya," lanjut Joko.

Come and See Pictures telah mengumumkan jajaran pemain Legenda Kelam Malin Kundang. Rio Dewanto diperkenalkan sebagai bintang utama, beradu peran dengan Faradina Mufti yang sebelumnya juga membintangi film Joko Anwar, yakni horor Siksa Kubur (2024). Deret pemain lainnya termasuk Vonny Anggraini, Nova Eliza, Jordan Omar, Gambit Saifullah serta Sulthan Hamonangan.

Film ini disutradarai oleh Kevin Rahardjo bersama Rafki Hidayat. Film ini menandai debut mereka untuk penyutradaraan film layar lebar, setelah sebelumnya banyak membuat film pendek yang beroleh penghargaan nasional dan internasional. Rafki turut duduk sebagai penulis cerita, bersama Joko Anwar dan Aline Djayasukmana.

Legenda Kelam Malin Kundang merupakan satu dari empat judul film yang rencananya dirilis Come and See Pictures di 2025-2026. Film ini akan menjadi rilisan kedua, setelah Pengepungan Di Bukit Duri karya sutradara Joko Anwar yang saat ini tayang di bioskop.

Legenda Kelam Malin Kundang dijadwalkan rilis di bioskop pada akhir tahun nanti. Film dengan judul internasional Smothered ini juga tengah dipromosikan di Cannes Film Festival 2025 oleh Barunson E&A, perusahaan film asal Korea yang berperan sebagai world sales agent.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar