Cerita Kolaborasi Rich Brian, NIKI Dan Warren Hue Untuk "Shang-Chi”

JAKARTA – Dalam rangka merayakan perilisan Marvel Studios "Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings" di Indonesia, tiga musisi yakni Rich Brian, NIKI, dan Warren Hue berbagi pengalaman dan cerita di balik proyek bersejarah ini.
 
“Proyek ini merupakan salah satu momen berharga dalam karier saya. Untuk bisa menjadi bagian dari proyek besar di mana Anda merasa direpresentasikan dan dipandang sebagai artis Asia, adalah mimpi yang menjadi kenyataan dan saya merasa sangat terhormat untuk menjadi bagian dari album ini,” ungkap NIKI dalam keterangannya, Rabu (22/9).
 
 Ketiga musisi ini juga bercerita tentang bagaimana mereka berkolaborasi dengan Destin Daniel Cretton, Sutradara film Marvel Studios’ “Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings”, untuk membuat album ini. Pembuatan album ini juga merupakan pengalaman baru dan unik bagi mereka, terutama bagi NIKI yang merekam sebagian besar lagu di rumahnya.
 
Dalam mencari inspirasi untuk lagu mereka, Rich Brian, NIKI, dan Warren Hue mengeksplorasi cerita dan imajinasi mereka, dengan beberapa cuplikan khusus dari film untuk membuat setiap lagu dalam album. NIKI mencoba menggali lebih dalam tentang Xu Xialing, yang kuat dan penuh tekad. 

Ketangguhan dan kemandiriannya sangat menginspirasi lagu-lagunya di "Shang-Chi dan The Legend of The Ten Rings: The Album". Sementara itu, Warren Hue mendapatkan inspirasinya dari bagian-bagian film yang dia rasa sangat dekat dengannya, sebagai anak muda Asia.

"Berkolaborasi untuk album ini di awal karier saya, sungguh tidak bisa dipercaya. Sebagai penggemar berat Marvel, untuk berada di dalam album ini sebagai penyanyi Asia, merupakan hal yang sangat menyenangkan. Saya yakin proyek ini akan menginspirasi banyak seniman muda Asia lainnya juga,” kata Warren Hue.
 
Di akhir sesi, Rich Brian memberikan pesan khusus untuk semua kreator muda di luar sana, “Saya tidak percaya kami bertiga, seniman muda dari Indonesia, ada di sini bernyanyi di soundtrack Marvel. Ini menunjukkan, apapun sangat mungkin terjadi dan saya tidak sabar untuk melihat apa yang bisa kita capai sebagai orang Indonesia di industri ini," kata Rich Brian.
 
Informasi saja, Marvel Studios' "Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings" merupakan film kedua dari fase keempat Marvel Cinematic Universe. Film ini memperkenalkan Super Hero terbaru, Shang-Chi (diperankan oleh Simu Liu), yang tinggal di San Francisco dan bekerja sebagai petugas parkir bersama sahabatnya Katy (Awkwafina).
 
Namun, hidupnya berubah ketika ia diserang oleh sekelompok pembunuh bayaran yang berusaha merampas liontin pemberian mendiang ibunya. Serangan tersebut membuat Shang-Chi dan sahabatnya, Katy, harus meninggalkan hidup mereka di San Fransisco dan pergi menuju Macau untuk menemui adik Shang-Chi, Xialing, dan memperingatkannya tentang ancaman yang akan datang tersebut.
 
Seiring perjalanannya, Shang-Chi harus kembali menghadapi masa lalu yang telah lama ia tinggalkan. Ketika ia kembali masuk dalam lingkaran organisasi Ten Rings yang misterius, ia menyadari bahwa ia harus segera menghentikan ayahnya.

“Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings” disutradarai oleh Destin Daniel Cretton dan diproduseri oleh Kevin Feige and Jonathan Schwartz, bersama Louis D’Esposito, Victoria Alonso dan Charles Newirth sebagai produser eksekutif. David Callaham & Destin Daniel Cretton & Andrew Lanham merupakan penulis naskah untuk film ini.

Film ini tayang di seluruh bioskop di Indonesia pada 22 September 2021 dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Poster "Shang-Chi and the Legend of Ten Rings" (2021). (Twitter/shangchi) 

Box Office
Sementara di luar, Film Marvel “Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings" menguasai box office untuk akhir pekan ketiga berturut-turut. Film ini berhasil mengumpulkan sekitar US$21,7 juta atau sekitar Rp309 miliar penjualan tiket selama akhir pekan, mengutip laporan Associated Press pada Senin.
 
Dibanding kebanyakan film lain selama pandemi, film yang didistribusikan Walt Disney disebut telah merebut pencapaian lebih baik di bioskop. Meski “Shang-Chi” mengalami penurunan 37% di akhir pekan ketiga, posisi bertahan di minggu ketiga merupakan pencapaian terbaik untuk semua film Marvel yang pernah ada.
 
“Shang-Chi” telah menghasilkan sekitar US$320,6 juta di seluruh dunia. Sejauh ini, satu-satunya masalah untuk "Shang-Chi" adalah China belum mengizinkan film tersebut untuk dirilis di negaranya, padahal China merupakan pasar film terbesar di dunia.
 
Sementara “Shang-Chi” hanya diputar di bioskop, Warner Bros. belum lama ini merilis film “Cry Macho” secara bersamaan di bioskop dan HBO Max. Film yang disutradarai dan diperankan oleh Clint Eastwood itu menunjukkan penonton bioskop yang berusia lebih tua masih belum bersemangat untuk kembali menonton di bioskop.
 
Menurut Warner Bros, selama pandemi penonton bioskop yang lebih muda cenderung berduyun-duyun datang ke bioskop. Sementara 89% penonton “Cry Macho” berusia di atas 35 tahun. Debut film tersebut dibuka dengan perkiraan US$4,5 juta atau sekitar Rp64 miliar dan menduduki posisi ketiga pada akhir pekan.
 
Sementara itu, film "Free Guy" yang disutradarai Shawn Levy dan diperankan oleh Ryan Reynolds menduduki posisi kedua dengan US$5,2 juta atau sekitar Rp74 miliar pada minggu keenam sejak perilisannya. Film ini telah meraup 108,6 juta (Rp1,5 triliun) di Amerika Serikat dan Kanada serta US$298 juta (Rp 4,2 triliun) secara global.
 
Film thriller aksi "Copshop" yang dibintangi Gerard Butler dan Frank Grillo juga berjuang untuk merebut box office dan berhasil meraup US$2,3 juta (Rp32 miliar) pada perilisannya.
 
Dalam rilis terbatas, "The Eyes of Tammy Faye" produksi Searchlight Pictures yang dibintangi Jessica Chastain, memulai debutnya di 450 bioskop. Penjualan tiketnya mencapai sekitar US$700.000 (Rp10 miliar AS) dan kemungkinan pemutaran film akan diperluas di lebih dari 1.000 bioskop pada minggu depan.