04 November 2025
18:24 WIB
Cerita Di Balik Tampilan Dan Gestur Zombie Di Film Abadi Nan Jaya
Abadi Nan Jaya membawa elemen budaya Indonesia ke dalam desain karakter zombie, sehingga menghasilkan rupa yang unik dan detai, menciptakan horor zombie yang lebih lokal.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Cuplikan film Abadi Nan Jaya. Dok: Netflix.
JAKARTA - Sutradara Kimo Stamboel kembali menyuguhkan film horor terbaru, berjudul Abadi Nan Jaya, yang dirilis sebagai film original Netflix. Sejak perilisannnya beberapa waktu lalu, film ini terus sukses menjaring penonton luas di seluruh dunia, bahkan termasuk 10 film "non-bajasa Inggris terlaris di Netflix.
Abadi Nan Jaya menyajikan tontonan menegangkan dan penuh sentakan horor, lewat sosok para zombie yang menyeramkan. Tapi tak sekadar ketegangan aksi, horor film ini diperkuat dengan sajian visual yang apik dan meyakinkan.
Terinspirasi dari kantong semar yang berupa tanaman karnivora dan banyak ditemukan di hutan tropis Indonesia, para zombie di film ini tampak unik dan dibuat dengan riset mendalam. Seperti kantong semar yang di bagian dalamnya terdapat pori-pori dengan bentuk berlubang-lubang serta urat yang cukup besar, begitu pula karakteristik penampilan zombie di Abadi Nan Jaya.
Astrid Sambudiono yang bertugas sebagai special effects makeup artist mengutarakan bahwa desain tekstur urat dan luka di tubuh zombie awalnya dirancang secara digital dan kemudian diaplikasikan pada wajah dan tubuh para pemain. Ia dan tim beranggotakan 20 orang menggarap makeup untuk lebih dari 200 pemain zombie yang dibagi dalam tiga kelompok: zombie utama, zombie pendukung, dan zombie tambahan.
Masing-masing kelompok menggunakan teknik makeup dengan level detail dan tekstur yang berbeda, menyesuaikan dengan intensitas sorotan kamera kepada pemain. Zombie utama, misalnya, menggunakan silikon yang memungkinkan detail dan tekstur makeup lebih tajam.
"Sementara zombie pendukung menggunakan bahan bernama prosthetic transfer yang tidak sedetail silikon dan untuk zombie tambahan digunakan tattoo transfer yang memperlihatkan pola luka," ungkap Astrid dalam siaran resmi Netflix, Selasa (4/11).
Selain departemen makeup, tim produksi juga menghadirkan koreografer Boby Ari Setiawan untuk melatih gerakan khas zombie. Diawali dengan riset selama enam bulan, Boby merancang lebih dari 200 gerakan berbeda-beda untuk para pemeran zombie.
Boby merancang garakan Zombie dengan mempertimbangkan sifat dan waktu penyebaran wabahnya.
"Ketika pertama kali virus ini mengenai tubuh, transformasinya berupa gerakan anomali yang sifatnya seperti hewan. Insting dan sifat agresifnya kami adaptasi dari situ," terang Boby.
"Tugas saya adalah memastikan para pemain konsisten dengan gerakannya masing-masing, karena setiap kali ada efek dari satu gigitan, misalnya di tangan atau leher atau kaki, berakibat pada gestur yang berbeda-beda," imbuhnya.
Baca juga: Abadi Nan Jaya Sukses Menggaet Penonton Global, Pimpin Top 10 Netflix
Ia menambahkan bahwa proses workshop bersama para pemain melibatkan olah tubuh sekaligus olah vokal. Pasalnya, zombie tidak bernapas lewat hidung, tapi lewat mulut karena mereka butuh oksigen besar. Akibatnya suara yang keluar dari tubuh mereka pun nyaring.
"Jadi tantangan bagi pemain bukan hanya pada tubuh, tapi juga menjaga teknik vokal saat menjadi zombie," lanjutnya.
Abadi Nan Jaya berlatar di sebuah desa terpencil dekat Yogyakarta yang menjadi tempat tinggal keluarga pemilik usaha jamu ternama. Ambisi sang kepala keluarga untuk mempertahankan kekuasaannya dan hasrat untuk tetap awet muda justru memicu keretakan keluarga dan wabah zombie yang tak terduga.
Film ini membawa elemen-elemen lokal dengan menggabungkan budaya Indonesia, desain karakter zombie yang unik dan produksi yang detail untuk menciptakan horor zombie yang lebih lokal, baik dari segi penampilan, ekspresi wajah, hingga gerak-gerik.
Abadi Nan Jaya menampilkan bintang Mikha Tambayong, Eva Celia, Marthino Lio, Dimas Anggara, Ardit Erwandha, Claresta Taufan, Donny Damara, Varen Arianda Calief, dan Kiki Narendra.