c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

04 Oktober 2025

11:43 WIB

Catat, Obrolan Dengan Meta AI Bakal Jadi Iklan Yang Dipersonalisasi

Interaksi dengan chatbot Meta AI akan dijadikan data untuk bisnis iklan Meta. Kabar baiknya, perusahaan Mark Zuckerberg masih berkomitmen mengecualikan data sensitif pengguna dari objek monetisasi

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Catat, Obrolan Dengan Meta AI Bakal Jadi Iklan Yang Dipersonalisasi</p>
<p id="isPasted">Catat, Obrolan Dengan Meta AI Bakal Jadi Iklan Yang Dipersonalisasi</p>

Ilustrasi Logo Meta. ANTARA/Sizuka.

JAKARTA - Sering bertanya kepada chatbot AI dari Meta, atau jangan-jangan kamu termasuk yang sering melakukan interaksi intim alias deep talk dengan mesin kecerdasan buatan tersebut? Jika benar, berati kamu tak lama lagi akan mulai menerima iklan yang sangat-sangat akurat di berbagai layanan Meta.

Yup,  Meta telah mengumumkan bahwa data interaksi pengguna dengan produk kecerdasan buatan (AI) miliknya akan mulai digunakan untuk menayangkan iklan yang dipersonalisasi di seluruh platform media sosial. Tech Crunch pada Jumat (3/10) melaporkan bahwa kebijakan baru tersebut akan mulai berlaku 16 Desember 2025.

Kebijakan baru Meta terkait iklan berdasarkan pembacaan mesin AI mereka akan berlaku di sebagian besar wilayah, kecuali Korea Selatan, Inggris dan Uni Eropa yang memiliki aturan perlindungan data lebih ketat. Malang, masyarakat Indonesia belum punya regulasi perlindungan yang bisa membatalkan kebijakan Meta tersebut.

Meta menyatakan pengguna akan menerima pemberitahuan mengenai kebijakan baru ini dalam beberapa hari ke depan.

Sebagaimana diketahui, bisnis Meta selama ini banyak bertumpu pada penyusunan profil detail pengguna layanan mereka, dari Facebook hingga Instagram. Dari kebiasaan pengguna, dari interaksi dan hal-hal yang ditelusuri para pengguna, Meta bisa mengumpulkan data yang cukup representatif bagi tiap-tiap pengguna. Data itu kunci untuk menjual iklan yang dipersonalisasi atau iklan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi dengan target.

Kini, di tengah pesatnya pertumbuhan pengguna layanan AI di seluruh dunia, Meta mulai mengintegrasikan layanan cerdas mereka  dengan skema bisnis perusahaan yang telah berjalan selama ini. Meta akan memanfaatkan data dari percakapan dengan chatbot Meta AI guna memperkaya profil pengguna, sehingga memberi sinyal tambahan bagi pengiklan memilih sasaran audiens.

Meta menyebut lebih dari satu miliar orang berinteraksi dengan Meta AI setiap bulan, seringkali melalui percakapan panjang dan rinci. Misalnya, bila pengguna berbincang dengan Meta AI mengenai aktivitas mendaki, maka iklan perlengkapan hiking dapat ditampilkan di akun Facebook atau Instagram yang terhubung.

Kebijakan baru ini juga berlaku pada produk AI Meta lainnya, termasuk kacamata pintar Ray-Ban Meta yang menganalisis rekaman suara, gambar, maupun video; layanan video AI Vibes; serta generator gambar Imagine.

Baca juga: Meta Perkuat Keamanan Untuk Lindungi Anak Dari Percakapan Dewasa

Namun, masih ada harapan baik bagi para pengguna chatbot Meta AI. Perusahaan memastikan kalau percakapan seputar topik sensitif tidak akan dipelajari untuk iklan. Topik senditif tersebut termasuk pembicaraan seputar pandangan politik, orientasi seksual, kesehatan, keyakinan agama maupun filosofis, ras atau etnis, serta keanggotaan serikat pekerja.

Selebihnya, perusahaan menyatakan tidak ada opsi bagi pengguna untuk menolak penggunaan data interaksi AI ini.

"Kami masih membangun sistem yang akan memanfaatkan interaksi AI untuk meningkatkan produk iklan," kata Manajer Kebijakan Privasi Meta Christy Harris.

Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya perusahaan teknologi besar memonetisasi layanan AI yang selama ini digratiskan. Meta menegaskan belum berencana menayangkan iklan langsung di produk AI miliknya, meskipun CEO Mark Zuckerberg sebelumnya membuka kemungkinan itu terjadi di masa depan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar