17 Oktober 2025
12:41 WIB
Cara Terhindar Dari Risiko Migrain Akibat Cuaca Panas
Suhu panas yang belakangan ini terjadi berpotensi menyebabkan seseorang mengalami migrain. Untuk terhindar dari risiko migran, berikut tipsnya.
Editor: Satrio Wicaksono
Pejalan kaki melindungi wajah mereka dengan kardus bekas untuk menghindari terik matahari. Shutterst ock/Toto Santiko Budi.
JAKARTA - Saat seseorang terpapar cuaca panas, risiko migrain atau sakit kepala sebelah sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan perubahan hormon, serta penyempitan pembuluh darah karena suhu panas.
Dokter spesialis syaraf lulusan Universitas Indonesia dr. Zicky Yombana, membeberkan sejumlah kiat agar masyarakat dapat terhindar dari migrain atau sakit kepala sebelah ketika cuaca panas.
“Hal pertama harus kita lakukan adalah sebenarnya hindari dulu pencetus panasnya secara langsung," katanya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menghindari sengatan panas menggunakan topi, payung atau kacamata hitam ketika berada di luar ruangan. Hal ini cukup membantu tubuh agar tidak terkena langsung cahaya matahari dan terlindungi.
Berikutnya, penuhi kecukupan cairan tubuh agar tidak dehidrasi dengan meminum dua liter atau sekitar delapan gelas air setiap hari. Kekurangan cairan dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah yang menjadi pemicu sakit kepala.
Hindari meminum minuman berkafein atau mengonsumsi makanan seperti keju, cokelat dan MSG atau penyedap secara berlebihan yang menjadi pemicu migrain secara spesifik. Masyarakat juga dianjurkan untuk istirahat yang cukup yakni tidur selama 7-8 jam setiap hari, guna menjaga kesehatan serta terhindar dari stres.
Lebih lanjut dr. Zicky menambahkan, migrain dapat terjadi ketika cuaca panas karena tubuh mudah kekurangan cairan. Dehidrasi menyebabkan pembuluh darah yang ada di dalam otak melebar karena terkena suhu yang panas.
"Pembuluh darahnya menjadi lebih lebar, sehingga tekanan dalam kepala sedikit meningkat dan denyut dari pembuluh darah juga meningkat," katanya.
Sinar matahari yang panas dan terik juga akan merangsang syaraf dalam kepala, dan meningkatkan rasa sakit kepala pada penderitanya. Selain itu, suhu panas juga menyebabkan orang-orang mengalami gangguan waktu tidur, yang berkorelasi dengan kurangnya waktu istirahat dan tubuh yang stres.
Mengutip siaran Health, migrain adalah jenis sakit kepala berulang yang parah. Serangannya dapat disertai gejala berat lainnya, termasuk sensitivitas terhadap cahaya, mual, dan muntah. Meski demikian, migrain adalah salah satu gangguan sakit kepala yang paling umum.