15 November 2025
09:32 WIB
Cara Bijak Memakai AI Agar Otak Tetap Bekerja Optimal
Hadirnya teknologi AI membuat segalanya menjadi lebih mudah. Tapi ingat, AI bukanlah segalanya. Jangan sampai kita dikuasai AI, dan membuat otak menjadi tidak bekerja optimal.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan. Shutterstock/Treecha
JAKARTA - Belakangan ini, kecerdasan buatan (AI) menjadi rujukan banyak orang untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Meski menawarkan banyak manfaat, penggunaannya yang berlebihan ternyata dapat memengaruhi cara kerja otak.
Melansir laman Healthline, sebuah penelitian terbaru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap temuan menarik mengenai dampak AI terhadap aktivitas kognitif manusia. Selama empat bulan, para peserta diminta menulis empat esai dengan tiga metode berbeda yakni menggunakan ChatGPT, mencari informasi melalui mesin pencarian seperti Google dan Yahoo, serta menulis sepenuhnya tanpa bantuan alat apa pun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tiga esai pertama, aktivitas konektivitas listrik di otak peserta yang menggunakan ChatGPT berada pada tingkat paling rendah dibandingkan dua kelompok lainnya. Namun di era serba teknologi seperti sekarang, mengabaikan AI sepenuhnya bukanlah solusi, sementara mengikuti semua tren tanpa kendali juga bukan pilihan bijak.
Karena itu, perlu mencari cara agar tetap bisa memanfaatkan AI tanpa kehilangan kemampuan berpikir dan kreativitas sebagai manusia. Berikut ini beberapa cara bijak menggunakan AI agar tidak memengaruhi fungsi kognitif, seperti dikutip dari laman Digital Leaders.
AI untuk Membantu, Bukan Menguasai
Hal pertama yang perlu dipahami adalah bahwa AI sebaiknya digunakan layaknya secangkir kopi, cukup untuk membantu seseorang fokus dan bekerja lebih efisien, tetapi tidak sampai membuat kita bergantung sepenuhnya. Prinsip dasarnya adalah otak tetap harus memulai lebih dulu sebelum teknologi mengambil alih.
Sebelum membuka aplikasi AI, cobalah memberi waktu sejenak untuk berpikir mandiri. Tuliskan ide awal, buat kerangka sederhana, atau catat poin-poin yang ingin disampaikan.
Langkah kecil ini penting agar proses kreatif tetap berasal dari diri Anda, bukan dari mesin. Setelah gagasan dasar terbentuk, barulah AI digunakan untuk menyempurnakan.
Teknologi dapat membantu merapikan kalimat, memperluas penjelasan, memberikan sudut pandang tambahan, atau menyusun ulang tulisan agar lebih runtut. Dengan cara ini, Anda tetap memegang kendali penuh atas isi dan arah pemikiran, sementara AI berperan sebagai pendukung yang memperkuat hasil akhirnya.
Menetapkan Batasan agar Diri Anda Tetap Terlibat
Tanpa batasan, AI bisa menyusup ke semua aspek hidup, bahkan urusan yang seharusnya tetap personal. Hal-hal seperti keputusan besar, momen kreatif pertama, atau ucapan yang membutuhkan sentuhan pribadi adalah wilayah yang sebaiknya dikerjakan secara langsung oleh manusia.
AI dapat membantu pekerjaan teknis seperti merangkum informasi atau menyusun tulisan, tetapi identitas, emosi, dan suara autentik tetap perlu hadir dari diri Anda sendiri. Menjaga batasan ini akan membuat kemampuan berpikir tetap tajam sekaligus mempertahankan kualitas manusiawi yang tidak bisa digantikan mesin.
Bijak Menggunakan AI di Tempat Kerja
Pemanfaatan AI di dunia kerja memang membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi, mempercepat proses, dan menghasilkan output yang lebih rapi. Namun, seperti alat apa pun, penggunaannya tetap membutuhkan kecermatan.
Banyak perusahaan belum memiliki aturan yang jelas tentang batasan penggunaan AI, sehingga kesalahan sering terjadi tanpa disadari. Karena itu, langkah pertama yang penting adalah menjaga kerahasiaan informasi.
Hindari memasukkan data sensitif, rahasia perusahaan, atau dokumen internal ke platform AI apa pun tanpa izin. Ingat bahwa sebagian layanan AI menyimpan atau memproses data di luar kendali Anda, sehingga risiko kebocoran tetap ada.
Selain itu, hasil kerja yang dihasilkan atau dibantu oleh AI harus tetap bisa Anda pertanggungjawabkan. Pastikan Anda memahami isi, konteks, dan akurasi dari setiap materi yang Anda serahkan kepada atasan atau klien.
Jika ragu, misalnya saat harus memasukkan data tertentu atau ketika output AI terasa meragukan, langkah paling aman adalah bertanya kepada atasan atau tim terkait. Dengan komunikasi jelas dan sikap hati-hati, AI dapat menjadi alat bantu yang sangat bermanfaat tanpa mengorbankan integritas profesional maupun keamanan perusahaan.
Sadar bahwa AI Juga Memiliki Jejak Lingkungan
Dampak AI tidak berhenti pada kenyamanan digital. Setiap permintaan yang Anda kirimkan membutuhkan energi yang besar dari pusat data.
Di Amerika Serikat saja, lima persen energi nasional digunakan untuk menjalankan fasilitas tersebut. Karena itu, menggunakan AI secara bijak juga berarti mempertimbangkan dampak lingkungan.
Cobalah membuat permintaan yang lebih jelas, menggabungkan beberapa kebutuhan dalam satu perintah, atau menggunakan AI untuk mengurangi pemborosan lain seperti pencetakan kertas atau perjalanan yang tidak perlu. Dengan begitu, penggunaan AI tetap membawa dampak positif secara menyeluruh.
Membuat Playbook Pribadi
Agar penggunaan AI selalu berada dalam kendali, Anda bisa membuat playbook pribadi atau semacam panduan internal mengenai bagaimana, kapan, dan untuk tujuan apa Anda menggunakan AI. Playbook ini dapat berisi prinsip etika, batasan penggunaan, cara menjaga privasi, serta pengingat untuk mengevaluasi kebiasaan Anda secara berkala.
Dengan memiliki pedoman seperti ini, AI tidak lagi menjadi sesuatu yang spontan dan berantakan, melainkan alat yang benar-benar bekerja sesuai kebutuhan dan nilai pribadi Anda.