c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

18 September 2025

17:03 WIB

Bukan Kebetulan, Begini Cara Anjing Menangkap Perasaan Pemiliknya

Pernahkah Anda mendapati seekor anjing peliharaan merasakan apa yang sedang tuannya rasakan? Yap, ternyata anjing punya kemampuan membaca ekspresi wajah pemiliknya. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

<p>Bukan Kebetulan, Begini Cara Anjing Menangkap Perasaan Pemiliknya</p>
<p>Bukan Kebetulan, Begini Cara Anjing Menangkap Perasaan Pemiliknya</p>

Ilustrasi seekor anjing sedang bermain dengan pemiliknya. Foto: Freepik. 

JAKARTA - Pernahkah merasa anjing kesayangan seakan tahu persis kapan Anda sedang sedih, stres, atau membutuhkan teman? Saat air mata jatuh, ia kerap memiringkan kepala, ketika kegelisahan melanda, ia pun ikut resah, dan di momen-momen terburuk, entah bagaimana selalu setia hadir di sisi Anda.

Ternyata, hal itu bukanlah kebetulan. Hal tersebut dikarenakan anjing sudah hidup berdampingan dengan manusia selama ribuan tahun. 

Inilah yang membentuk kemampuan unik pada anjing untuk menangkap suara, membaca ekspresi wajah, hingga merespons reaksi kimia di otak. Dari area khusus yang memproses suara manusia hingga lonjakan hormon oksitosin muncul saat saling bertatapan, otak mereka memang berevolusi agar selaras dengan perasaan pawrent.

Melansir The Conversation, sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Current Biology tahun 2014 oleh tim ilmuwan dari Eötvös Loránd University, Hungaria, mengungkap fakta menarik tentang hal ini. Dengan menggunakan teknologi fMRI, mereka memindai 11 otak ekor anjing yang dilatih tetap tenang di dalam mesin pemindai sambil mendengarkan beragam suara, mulai dari tawa, tangisan, teriakan marah, hingga gonggongan sesama anjing. 

Hasilnya menunjukkan adanya area khusus di korteks temporal yang sangat sensitif terhadap suara, terutama nada emosional. Artinya, anjing mampu memproses perasaan yang tersirat di balik suara dengan cara kerja otak yang mirip dengan manusia.

Tidak berhenti sampai di situ, anjing juga piawai membaca wajah. Saat melihat ekspresi manusia yang familiar, pusat penghargaan dan emosi di otaknya langsung aktif, sehingga meski tidak memahami kata-kata, mereka mampu menangkap perasaan yang Anda pancarkan. 

Lebih jauh lagi, anjing bahkan bisa tertular emosi Anda. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang disebut emotional contagion, yaitu bentuk empati sederhana ketika satu individu meniru keadaan emosional individu lain. 

Bahkan, dalam situasi penuh tekanan, detak jantung beberapa pasangan anjing dan pemiliknya dapat tersinkronisasi. Hal ini bukan karena anjing memahami pikiran secara kompleks, melainkan bentuk empati otomatis dari ikatan yang erat. 

Itulah sebabnya ketika ia menguap atau merengek saat Anda stres, sebenarnya anjing sedang menunjukkan kepekaan emosional yang lahir dari kebersamaan. Ikatan ini makin kuat berkat oksitosin atau hormon yang juga mempererat hubungan orang tua dengan bayi.

Hanya dengan tatapan lembut antara anjing dan manusia, kadar hormon oksitosin pada keduanya dapat meningkat. Hal ini menciptakan sebuah efek unik yang tidak ditemukan pada serigala, bahkan ketika hewan itu dibesarkan oleh manusia.

Artinya, selama proses domestikasi, anjing berevolusi untuk membangun lingkaran oksitosin bersama manusia, menjadikan tatapan mereka ekspresi manis dan perekat emosional lintas spesies. Tak hanya lewat suara dan tatapan, anjing juga jago membaca bahasa tubuh.

Mereka bisa membedakan wajah tersenyum atau marah, bahkan hanya dari foto, dan cenderung fokus pada sisi kiri wajah manusia, pola yang juga digunakan manusia dan primata saat memproses emosi. Lebih menakjubkan lagi, anjing bisa mencium perasaan Anda.

Misalnya, ketika mencium keringat orang yang ketakutan, mereka menunjukkan tanda stres lebih besar dibanding saat mencium keringat orang yang bahagia. Itu sebabnya kecemasan dapat tercium oleh mereka, sementara kebahagiaan justru memberi efek menenangkan. 

Semua kepekaan ini terbentuk melalui proses evolusi meski ukuran otak anjing lebih kecil dari serigala, domestikasi membuat jalur-jalur otaknya lebih optimal dalam membaca sinyal sosial manusia. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar