c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

29 Oktober 2025

09:46 WIB

Bukan Karena Kekenyangan, Ini Penyebab Rasa Ngantuk Setelah Makan Siang

Dikenal dengan istilah afternoon slump, kondisi alami seseorang merasa lemas karena menurunan energi hingga kantuk di tengah hari. Bukan sekadar kekenyangan setelah makan siang.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Bukan Karena Kekenyangan, Ini Penyebab Rasa Ngantuk Setelah Makan Siang</p>
<p>Bukan Karena Kekenyangan, Ini Penyebab Rasa Ngantuk Setelah Makan Siang</p>

Ilustrasi menguap saat kerja. Foto: Freepik.

JAKARTA - Rasa kantuk dan lesu yang muncul di tengah hari sering kali datang begitu saja. Saat jam menunjukkan pukul dua siang, tubuh terasa berat, mata sulit fokus, dan semangat perlahan menurun.

Fenomena ini dikenal sebagai afternoon slump, kondisi alami di mana seseorang mengalami penurunan energi, rasa kantuk, kesulitan fokus, dan semangat menurun di tengah hari. Biasanya kondisi ini terjadi sekitar pukul 1–3 siang. Banyak orang menganggapnya hanya akibat perut kenyang setelah makan siang, padahal penyebabnya jauh lebih kompleks.

Melansir Medical News Today, penelitian terbaru dari Swinburne University of Technology (SUT) di Melbourne, Australia, yang diterbitkan di Journal of Neuroscience, menemukan bahwa penurunan energi di siang hari berkaitan erat dengan cara otak memproses rasa senang dan penghargaan yang dikenal sebagai reward system. Aktivitas ini diatur oleh jam biologis otak yang berpusat di area kecil bernama suprachiasmatic nucleus. 

Bagian ini berperan penting mengontrol ritme sirkadian tubuh, termasuk pola tidur, kewaspadaan, dan berbagai proses mental yang mengikuti siklus 24 jam. Jalur saraf yang aktif saat kita menerima hal menyenangkan seperti menikmati makanan lezat, mendapat bonus, atau menerima pujian ternyata tidak bekerja sama sepanjang hari.

Fokus penelitian ini tertuju pada putamen, bagian besar otak depan yang berperan memproses sensasi kepuasan. Berdasarkan studi sebelumnya pada primata, putamen sangat aktif ketika menerima hadiah yang tak terduga, tetapi aktivitasnya menurun drastis saat hadiah yang diharapkan tidak muncul.

Dugaan ini menimbulkan penjelasan bahwa rasa lesu di siang hari bisa terjadi karena otak menunggu sesuatu yang menyenangkan di waktu tertentu, namun tidak mendapatkannya. Untuk membuktikan hal ini, para peneliti melibatkan 16 pria muda dan sehat dalam eksperimen.

Mereka diminta mengikuti permainan sederhana yang menyerupai taruhan kecil pada tiga waktu berbeda antara pukul 10 pagi, 2 siang, dan 7 malam. Setelah setiap sesi, peserta menerima hadiah berupa uang.

Sepanjang kegiatan, aktivitas otak mereka dipantau menggunakan functional MRI (fMRI), teknik pencitraan otak noninvasif yang memungkinkan peneliti melihat perubahan aktivitas saraf secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas putamen kiri paling rendah pada pukul 2 siang dibandingkan pagi dan malam hari.

Temuan ini menjadi salah satu penelitian pertama yang menggunakan pemindaian otak berulang untuk menelusuri ritme harian sistem penghargaan. Para peneliti juga menekankan bahwa waktu pemindaian otak ternyata memengaruhi hasil penelitian, sehingga hal ini perlu diperhitungkan dalam studi neurosains selanjutnya.

Lebih jauh, hasil ini memberi pemahaman baru tentang kaitan antara sistem penghargaan otak dan kesehatan mental. Aktivitas otak yang berfluktuasi sepanjang hari berpotensi terkait dengan gangguan neuropsikiatri yang memiliki pola gejala harian, seperti gangguan tidur, penyalahgunaan zat, gangguan bipolar, hingga depresi.

Memahami ritme alami ini memungkinkan pengembangan terapi dan pendekatan medis yang menyesuaikan waktu ketika sistem saraf tertentu sedang aktif. Dengan demikian, ketika rasa lelah dan kantuk mulai menyerang di tengah hari, penyebabnya mungkin bukan hanya perut kenyang atau pekerjaan menumpuk.

Otak mungkin memang berada di fase minim hadiah. Dengan cara memberi diri sedikit jeda, berjalan sebentar, atau menikmati secangkir teh hangat bisa membantu menstimulasi sistem penghargaan otak, sehingga energi dan fokus kembali pulih hingga sore hari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar