06 Oktober 2025
14:20 WIB
British Library Buka Akses Metadata Manuskrip Jawa Milik Sultan HB II
British Library memberikan akses metadata kepada Yayasan Vasatii Socaning Lokika atas menuskrip metadata Jawa milik Sultan Hamengku Buwono II.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Sumber foto: kratonjogja.id
JAKARTA - British Library membuka akses metadata manuskrip Jawa. Manuskrip itu diyakini merupakan koleksi milik Sultan Hamengku Buwono II, yang dirampas pasukan Inggris pada peristiwa Geger Sapehi 1812.
Pembukaan akses itu tertuang dalam surat resmi Annabel Gallop, Kepala Seksi Asia Tenggara British Library kepada Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika sekaligus keturunan Sultan HB II, Fajar Bagoes Poetranto.
"Kami akhirnya dapat menyediakan, melalui akses terbuka (open access), metadata (deskripsi katalog) dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpan di British Library, termasuk seluruh manuskrip Jawa," ujar Gallop dalam surat itu, dikutip dari Antara. .
Gallop menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan surat balasan kepada Yayasan Vasatii Socaning Lokika, karena pihaknya berupaya melampirkan informasi tambahan yang signifikan.
Data yang dapat diakses antara lain mencakup 75 manuskrip Jawa yang berasal dari Yogyakarta pasca-serangan ke Kraton pada tahun 1812, serta sekitar 120 manuskrip kertas dan 50 manuskrip daun lontar Jawa lainnya, termasuk dari Pura Pakualaman.
Gallop berharap, materi yang diberikan dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan berharga dalam merumuskan rencana Yayasan Vasatii Socaning Lokika untuk arah penelitian dan kolaborasi ke depan.
Fajar Bagoes Poetranto menyebut, langkah British Library tersebut sebagai kemajuan penting dalam upaya pelestarian dan penelusuran warisan intelektual Jawa.
Ia mengatakan, yayasan juga telah menyampaikan undangan resmi kepada seorang pakar dunia untuk berkunjung ke Indonesia, dengan pilihan lokasi di Yogyakarta atau Jakarta.
"Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari korespondensi sebelumnya dan pembagian metadata terkait manuskrip Jawa yang telah dilakukan oleh pakar yang diundang," ujarnya.
Yayasan Vasatii Socaning Lokika saat ini tengah menjalankan sejumlah inisiatif jangka panjang yang mencakup transliterasi dan studi terhadap lebih dari 7.500 manuskrip yang belum diterjemahkan, termasuk naskah-naskah sakral seperti Serat Suryorojo dan Serat Nyogyakarta.
Selain itu, yayasan menyiapkan pendirian Pusat Penelitian Budaya dan Manuskrip yang didedikasikan untuk kajian peradaban Jawa pra-kolonial.
Yayasan juga menyusun proposal kolaborasi dengan British Library untuk menjajaki kerangka akses etis, pengayaan metadata, serta infrastruktur digital yang aman bagi teks-teks warisan budaya.
"Pertemuan tersebut akan berfokus pada pembahasan modalitas kemitraan dengan institusi-institusi di Inggris, mencakup isu-isu terkait akses digital, interpretasi bersama, dan perlindungan integritas intelektual naskah," ujar Fajar Bagoes Poetranto.