c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

20 Juli 2024

00:48 WIB

BRIN-UGM Teliti Senyawa Brazilin Kayu Secang Untuk Obat Kanker Prostat

BRIN dan UGM berkolaborasi melakukan penelitian atas senyawa brazilin yang ada di dalam kayu secang untuk dijadikan obat terapi kanker prostat. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>BRIN-UGM Teliti Senyawa Brazilin Kayu Secang Untuk Obat Kanker Prostat</p>
<p>BRIN-UGM Teliti Senyawa Brazilin Kayu Secang Untuk Obat Kanker Prostat</p>

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock/Peakstock

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan riset bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan obat terapi kanker prostat dari senyawa brazilin. Brazilin sendiri merupakan golongan senyawa yang ada pada kayu secang. 

"Brazilin merupakan isolat dari bahan alam yang berpotensi sebagai pembawa radioisotop, khususnya iodium-131 melalui reaksi radioiodinasi. Pengembangan kandidat radiofarmaka dari isolat bahan alam ini merupakan suatu terobosan yang menjanjikan untuk peningkatan pengembangan obat terarah, khususnya untuk penanganan kanker," kata Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) BRIN, Isti Daruwati.

Isti menjelaskan, brazilin yang merupakan senyawa golongan isoflavonoid yang dapat ditemukan di beberapa tanaman dari keluarga Fabaceae, seperti kayu secang (Caesalpinia sappan L.). Diketahui memiliki beberapa aktivitas biologi seperti anti inflamasi, antibakteri hingga antikanker.

Brazilin, kata dia, memiliki aktivitas farmakologi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, yang menjadikan brazilin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk radiofarmaka tertarget.

Hal ini ditandai dengan radioisotop Iodium-131 sebagai radiofarmaka untuk tujuan terapi dan diagnosis sekaligus atau dikenal dengan teranostik. Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap aktivitas kanker payudara, namun aktivitas pada kanker prostat belum banyak dieksplorasi.

"Tahapan penelitian diawali dengan uji in-vitro senyawa brazilin yang belum ditandai dengan radioisotop iodum-131. Uji in vitro ini dilaksanakan oleh tim peneliti dari Fakultas Farmasi UGM yang telah berpengalaman dalam melakukan studi in vitro terutama terkait dengan studi aktivitas biologi dari kandidat obat secara molekuler," ujarnya.

Adapun kerja sama dengan UGM, kata Isti, dilakukan karena Fakultas Farmasi UGM dinilai memiliki fasilitas laboratorium yang memadai untuk melakukan tahapan riset terkait dengan evaluasi potensi senyawa brazilin, yang belum ditandai dengan radioisotop iodium-131 terhadap sel kanker pada tingkat molekuler.

Tahapan tersebut, kata dia, dapat menunjang bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah terkait dengan mekanisme kerja brazilin terhadap sel kanker.

Melalui riset ini, Isti berharap dapat hasilnya dapat diwujudkan menjadi purwarupa senyawa radiofarmaka baru, sebagai agen diagnosis dan obat terapi kanker prostat.

Data The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) pada 2020 melaporkan jumlah kanker baru di dunia mencapai 18,1 juta kasus, dengan 7,3% dari total kasus tersebut merupakan kanker prostat. Adapun angka kejadian kanker prostat di Indonesia pada tahun yang sama mencapai 7,4% dari total kasus sebesar 183.368.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar