04 Juli 2024
12:12 WIB
BRIN Temukan Lukisan Gua Berusia 51.200 Tahun, Tertua Di Indonesia
Lukisan gua atau gambar cadas yang terdiri atas sejumlah gambar ilustrasi orang, anoa, dan babi tersebut, ditemukan di gua kapur yang terletak di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan
Hasil pindai lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, berusia 51.200 tahun yang ditemukan Tim Peneliti BRIN dan Griffith University dan Southern Cross University, Australia di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. dok. BRIN
JAKARTA - Tim Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan Griffith University dan Southern Cross University, Australia menemukan lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia. Diperkirakan usianya sekitar 51.200 tahun.
Lukisan gua atau gambar cadas yang terdiri atas sejumlah gambar ilustrasi orang, anoa, dan babi tersebut ditemukan di gua kapur yang terletak di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.
"Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun," kata Ketua Tim Penelitian dari BRIN Adhi Agus Oktaviana di Jakarta, Kamis (4/7).
Oktaviana menilai, penemuan ini memiliki implikasi penting terkait pemahaman mengenai asal-usul seni paling awal. Dia menjelaskan, adanya gambar anoa dan manusia yang lebih banyak mengindikasikan adanya upaya orang di zaman dahulu untuk mengomunikasikan pesan, bahwa pada masa itu anoa cukup berbahaya. Jadi, orang pada zaman itu harus bersama-sama dalam memburu anoa, meskipun ada pendapat lain yang mengindikasikan gambar tersebut memiliki makna spiritual tertentu.
Lukisan Naratif
Oktaviana menyebutkan penemuan timnya ini mengindikasikan, lukisan gua yang bersifat naratif merupakan bagian penting dalam budaya seni manusia awal Indonesia pada masa itu.
"Pada dasarnya manusia sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun, namun karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu, maka yang tertinggal hanyalah penggambaran dalam bentuk seni. Temuan di Sulawesi ini adalah bukti tertua yang bisa diketahui dari sudut pandang arkeologi," ujarnya.
Oktaviana menyebutkan, temuannya ini telah dipublikasi di jurnal sains terkemuka, Nature, karena menggunakan metode termutakhir dalam penemuannya, yakni melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) yang berada di Griffith University dan Southern Cross University. Langkah ini untuk mendapatkan penanggalan akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni hias tersebut.
Dia menekankan, penelitian atas lukisan gua atau gambar cadas penting untuk dilakukan, karena penelitian atas gambar cadas membantu penelitian soal peradaban dan migrasi manusia purba. Hanya saja, penelitian dengan metode ekskavasi atau penggalian membutuhkan teknologi canggih dan biaya yang tidak sedikit.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengapresiasi para peneliti atas temuannya tersebut. Dia menilai hal ini merupakan implementasi tanggung jawab arkeolog bangsa dalam menemukan peninggalan sejarah nenek moyang masyarakat Indonesia.
"Indonesia ini kaya akan peninggalan-peninggalan, dan bukan sekadar peninggalan, tapi juga bukti autentik kekayaan budaya dan peradaban kita semua di Indonesia," ucapnya.