15 Juni 2024
12:33 WIB
BRIN Tekankan Pentingnya Bank Benih Cegah Kepunahan Tumbuhan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membangun program yang Bank Benih untuk melindungi keanekaragaman hayati (biodiversitas) dari ancaman kepunahan akibat perubahan iklim.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
Program Bank Benih dari BRIN untuk melindungi tumbuhan dari kepunahan. Dok. BRIN
JAKARTA - Perubahan iklim secara global bukan hanya menghadirkan perubahan suhu dan kondisi cuaca yang tak menentu dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun secara lebih jauh juga bisa menghadirkan ancaman bagi keberlangsungan keanekaragaman biodiversitas tumbuhan di dunia, termasuk di Indonesia.
Karena itu, dalam upaya untuk melindungi keanekaragaman hayati (biodiversitas) dari ancaman kepunahan akibat perubahan iklim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membangun program yang dinamakan Seed Bank atau Bank Benih, berpusat di Cibinong, Jawa Barat.
Dijelaskan Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Iman Hidayat, Bank Benih merupakan fasilitas khusus yang digunakan untuk menyimpan dan melestarikan benih dari berbagai tumbuhan.
"Tujuan utamanya untuk menjaga keragaman genetik tumbuhan dan memastikan ketersediaan sumber benih di masa depan," jelas Iman.
Periset Pusat Riset Botani Terapan BRIN, Dian Latifah menjelaskan bahwa program Bank Benih sebenarnya sudah diinisiasi dari tahun 2017. Atau sejak penandatanganan MoU dengan Kebun Raya Kew Inggris dan Pusat Penelitian Biologi serta Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Kebun Raya.
Hingga kini kegiatan konservasi benih untuk tanaman-tanaman terancam kepunahan di wilayah hotspot biodiversitas Indonesia masih terus dilanjutkan. Diungkapkan Koordinator Pelaksana Fungsi Pengelolaan Koleksi Ilmiah Bank Benih BRIN, Ade Yusup Yuswandi bahwa peningkatan fasilitas terkait Bank Benih saat ini masih terus dilakukan dalam tahapan yang secara garis besar pada proses pengelolaan koleksi Bank Benih.
Dalam prosesnya, untuk memperoleh keanekaragaman genetik yang tinggi, para peneliti bank benih akan mengutamakan pengoleksian benih dari hutan habitat alaminya. Karena itu diperlukan koordinasi dan kerja sama dengan pihak terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta pihak pengelola Taman Nasional. Termasuk juga dilakukan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang berada di bawah pemerintah daerah setempat.
Selain itu Dian juga memastikan bahwa untuk pembangunan jejaring Bank Benih, pihaknya melibatkan enam Kebun Raya Daerah yang dikelola oleh pemerintah daerah. Diantaranya Kebun Raya Jagatnatha (Bali), Kebun Raya Itera (Lampung), Kebun Raya Balikpapan (Kalimantan Timur), Kebun Raya Massenrempulu , Enrekang (Sulawesi),dan Kebun Raya Kuningan (Jawa Barat), serta Kebun Raya Lemor (NTB).
Meski saat ini baru hanya berpusat di Cibinong, di masa mendatang BRIN berharap dapat menduplikasikan koleksi benihnya di tempat lain. Duplikasi dilakukan agar jika nantinya terjadi bencana alam atau kerusakan di suatu fasilitas, jenis benih yang ada di daerah tersebut masih tersimpan di Bank Benih pada lokasi lain.
Dalam upaya menyebarkan kesadaran dan kemampuan untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati (biodiversitas), BRIN baru saja menggelar pelatihan "Seed Conservation Technique Course" di Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Kebun Raya Eka Karya Bali, Senin (10/6).
Dilaksanakan selama 5 hari, hingga Sabtu (15/6), pelatihan ini merupakan program kerjasama antara BRIN, Arcadia Fund – Royal Botanic Gardens Kew dan Garfield Weston Foundation, dengan melibatkan peneliti, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah (DPKI) dan perwakilan Kebun Raya Daerah (di bawah koordinasi Direktorat Kemitraan Riset dan Inovasi - Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN).
Pelatihan ini berkaitan dengan tiga hal penting yang perlu disoroti terkait pembangunan Bank Benih di Indonesia. Pertama, mengenai pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang akan mengelola Bank Benih BRIN yang bersifat nasional.
Kedua perlunya memberi kesadaran akan potensi luar biasa berbagai biji tumbuhan yang ada di seluruh Indonesia, sebagai sumber pangan dan kesehatan. Sehingga perlu dilakukan tindakan penyelamatan dan antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dengan menyimpan biji di Bank Benih.
Dan ketiga melalui pelatihan ini akan tumbuh kesadaran untuk melindungi keberlangsungan ketersediaan benih.