18 Agustus 2025
11:52 WIB
BRIN Riset Diversifikasi Pangam Dari Beras Warna
Beras warna memiliki kandungan yang baik untuk tubuh terutama mengantisipasi diabetes. Diversifikasi bisa jadi solusi untuk atasi kejenuhan dari konsumsi beras warna.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi beras merah. Shutterstock/NIPAPORN PANYACHAROEN
JAKARTA - Kasus diabetes di Inonesia terus bertambah setiap tahunnya, hal ini menjadi kekhawatiran yang perlu mendapat perhatian. Gaya hidup dan pola makan serta minimnya aktivitas fisik menjadi penyebabnya.
Sehubungan dengan persoalan itu, Badan Riset dan Inovasi (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) melakukan riset di bidang pangan fungsional. Harapannya, dapat menghasilkan produk pangan yang bermanfaat bagi kesehatan serta aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Periset PRTPP, Heni Purwaningsih menjelaskan, pihaknya tengah melakukan riset terkait diversifikasi produk makanan yang berasal dari beras warna (merah dan hitam). Tujuan dari inovasi ini adalah untuk menghilangkan kejenuhan masyarakat dalam mengonsumsi beras warna yang selama ini hanya diolah menjadi nasi.
“Beras warna tersebut dapat diolah menjadi bahan makanan campuran dalam bentuk mie instan, biskuit, dan cracker setelah dilakukan beberapa tahap pengamatan serta pengujian,” ungkap Heni, dikutip dari laman BRIN.
Terkait dengan kandungannya, beras warna memiliki kandungan serat pangan dalam jumlah tinggi serta indeks glikemik rendah, sehingga berpotensi sebagai solusi dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit yang berhubungan dengan pola makan.
Tak hanya itu, menurutnya bahan-bahan yang digunakan dalam membuat modifikasi makanan agar aman dikonsumsi penderita diabetes relatif masih mahal dan susah ditemukan. Beras warna ini bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat karena harganya masih relatif murah dan banyak tersedia di pasar-pasar tradisional.
“Beras warna lokal merupakan bahan pangan fungsional yang bermanfaat secara psikologis dan dapat memperkuat daya tahan tubuh, memperlambat penuaan, serta recovery tubuh,” jelas Heni.
Ia menyebut, salah satu jenis beras merah lokal yang ada di sekitar Yogyakarta yaitu varietas Segreng berpotensi besar dalam menurunkan kadar gula darah. Hal ini telah teruji pada pengamatan pemberian beras merah pada tikus yang menghasilkan efek penurunan glukosa dari dosis efektif yaitu 75% nasi merah.
Dengan adanya riset ini, Heni berharap secara tidak langsung bisa memotivasi para petani lokal untuk meningkatkan produksi beras warna mereka yang masih terhitung sedikit jumlahnya.
“Meski demikian, terdapat kendala dan tantangan dalam mengembangkan bahan diversifikasi karena harganya relatif mahal, serta masih rendahnya wawasan masyarakat akan manfaat beras warna bagi kesehatan,” pungkasnya.