19 Agustus 2024
17:41 WIB
BRIN-IAEA Kembangkan Teknologi Identifikasi Dan Disinfeksi Artefak
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengembangkan teknologi nuklir yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi artefak dan situs budaya.
Editor: Satrio Wicaksono
Petugas membersihkan artefak peninggalan sejarah Aceh di Kantor Sekretariat Bersama Pedir Museum dan Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA). Antara Foto/Syifa Yulinnas
JAKARTA - Indonesia punya kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Sejarah peradaban Nusantara yang panjang, meninggalkan warisan dan cagar budaya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Segala temuannya, perlu diidentifikasi sebagai bentuk pelestarian dan pembelajaran akan masa lampau.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito mengatakan, riset soal cagar budaya, terutama di Indonesia yang kaya akan warisan budaya memiliki kaitan erat dengan analisis yang harus dilakukan secara akurat, guna menjaga nilai warisan budaya tersebut. Untuk mendukung proses riset-riset tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengembangkan teknologi yang berbasis nuklir.
"Sehingga, dalam analisis artefak, cultural heritage, benda purbakala, dan lain sebagainya dengan teknologi ini ada hal kemajuan yang bisa diketahui dengan mudah," kata Mego, seperti dikutip dari Antara, Senin (19/8).
Beberapa hal yang dapat diungkap dengan teknologi ini, kata Mego, seperti analisis perkiraan umur artefak, perkiraan tahun dibuatnya artefak tersebut. Dengan teknologi yang tengah dikembangkan bersama itu, diyakini bisa lebih mudah dan akurat untuk diketahui, dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional seperti sebelumnya.
Menurutnya, teknologi ini juga bisa menganalisis informasi yang belum diungkap lebih lanjut pada suatu artefak yang ditemukan. "Kami harapkan ini bisa memberi satu dampak positif, dalam konteks analisis dasar informasi di benda arkeologi itu sendiri," ujarnya.
Lebih lanjut, Technical Expert IAEA, Bum Soo Han menjelaskan, terdapat berbagai teknik identifikasi yang bisa dilakukan pada sebuah temuan artefak. Salah satunya dengan sinkronisasi sinar X, yang bisa membantu menemukan di mana dan kapan suatu artefak dibuat. Selain itu, sambungnya, teknologi yang sama juga bisa membantu para arkeolog untuk memperkuat daya tahan sebuah artefak.
Han menekankan, teknologi nuklir bisa mendisinfeksi suatu artefak dengan dampak minimum Dengan demikian dapat membantu proses penyimpanan suatu artefak sehingga bisa disimpan untuk waktu yang lama.
"Sebab, di Asia, khususnya di Indonesia, banyak warisan budaya yang terbuat dari kayu atau kain yang bahannya mudah terdegradasi, sehingga hal ini memerlukan teknik khusus," tutur Bum Soo Han.