13 Mei 2025
08:57 WIB
BRIN Dorong Replikasi Teknologi Pengubah Sampah Jadi Solar
Mesin Fast Pyrolysis generasi kelima dimanfaatkan untuk pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar cair setara solar, yang disebut Petasol.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Andesta Herli Wijaya
Penggunaan bahan bakar petasol dari hasil pengelolaan sampah. Dok: OREM/ BRIN.
JAKARTA - Demi mengatasi masalah sampah plastik yang menjadi persoalan buat lingkungan saat ini, sekaligus menyediakan alternatif bahan bakar bagi masyarakat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong percepatan replikasi teknologi Fast Pyrolysis 5.0, atau mesin pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar cair setara solar, yang disebut Petasol.
Mesin Fast Pyrolysis bukan sesuatu yang baru, melainkan teknologi yang sudah dikembangkan sejak tahun lalu 2022 lalu, oleh Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) BRIN bersama Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Teknologi fast pyrolysis ini awalnya dikembangkan oleh Bank Sampah Banjarnegara dan saat ini sudah menjangkau lokasi lainnya termasuk di Semarang. Dengan pengembangan yang kini sudah memasuki generasi kelima.
Kepala OREM BRIN Cuk Supriyadi menjelaskan bahwa mesin Faspol Generasi 5 ini telah berkembang dibanding dengan generasi sebelumnya. Cuk mengungkapkan, dalam proses pengembangan mesin fast pyrolysis ini, BRIN berperan memberikan pendampingan teknis agar teknologi tersebut dapat beroperasi dengan sempurna.
Di mana berbagai upaya pengujian Petasol sudah dilakukan dari aspek Life Cycle Assessment (LCA), level cetana 51, hingga uji coba penggunaan pada alat transportasi perahu nelayan, mobil dinas pengangkut sampah, dan traktor alat mesin pertanian.
"Bahan bakar yang dihasilkan sudah mendekati standar migas sehingga dapat dilakukan uji coba pada kendaraan," ungkap Cuk dalam keterangan tertulis, dikutip Sekasa (13/5).
Periset Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) BRIN, Tri Martini Patria meyakinkan bahwa hasil kajian LCA dari cradle to gate Petasol dari mesin Fast Pyrolysis 5.0 telah terbukti tidak mengganggu lingkungan karena pembakarannya sempurna, tidak menimbulkan asap pembakaran terbuka, meminimalisasi cemaran saat pilah pilih sampah, hingga bau yang ditimbulkan dalam proses pembakaran.
Ia mengatakan bahwa hasil itu didapat dari pengukuran emisi yang dilakukan periset BRIN menggunakan alat portabel multi gas detektor RIKEN dengan tipe RX 8500 dan RX 8700.
Petasol yang dihasilkan pun sudah melewati uji mutu bukan hanya di Laboratorium BRIN, tapi juga di Lemigas, dan Universitas Diponegoro. Petasol juga telah memiliki sertifikat Hak Cipta, di mana nama Faspol juga sudah memiliki tanda daftar Paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
Dengan hasil yang sudat teruji, penerapan model inovasi ini diharapkan Martini dapat menjadi solusi bagi petani dan nelayan untuk mendapatkan bahan bakar mesin diesel, seperti yang ada di kawasan pesisir kota Semarang,
Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni dalam keterangannya berharap, dengan hasil uji yang telah terbukti memiliki manfaat, ke depan akan ada dukungan regulasi pemerintah. Agar setiap pemda berhak dan boleh mengedarkan petasol untuk kebutuhan nelayan, petani yang bisa mendapatkannya dari bank sampah di wilayahnya.
Apa lagi manfaatnya pun bukan hanya pada bisa berkontribusi pada lingkungan, dalam mengurangi sampah plastik. Atau juga mendapatkan alternatif bahan bakar, melainkan juga bisa menghadirkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat.
”Harapannya, melalui kolaborasi penanggulangan sampah plastik ini dapat menambah pendapatan dengan pengumpulan sampah plastik yang akan dikelola bank sampah, kemudian diolah menjadi bahan bakar cair yang bernilai jual bagi penduduk lokal," katanya.