21 November 2024
13:09 WIB
BRIN Ciptakan Inovasi Pengisian Daya Kendaraan Listrik
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan sejumlahn teknologi di bidang kendaraan listrik, mulai dari pengisian daya sistem robotik, fitur kemudi hingga aplikasi berbasis seluler.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Freepik
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi di bidang kendaraan listrik berupa sistem pengisian daya otomatis berbasis robotic charging station (RCS). Tak hanya itu, pihaknya juga mengembangkan aplikasi berbasis web dan seluler untuk sistem manajemen stasiun pengisian daya, SONIK.
Terkait pengembangan sistem pengisian daya berbasis robot, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN, Hendri Maja Saputra menjelaskan, pihaknya telah merancang prototipe sistem pergelangan mekanisme fleksibel untuk manipulator pengisian daya otomatis.
"Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjamin keakuratan penyambungan di stasiun pengisian daya dalam berbagai kondisi lingkungan,” kata Hendri.
Ia menambahkan, teknologi ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional sebagai bagian dari peta jalan riset 2020-2024.
Sementara itu, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Transportasi BRIN, Rina Ristiana, mengembangkan fitur kemudi aktif untuk sistem Electro-Hydraulic Power Steering (EHPS). Riset ini bertujuan mendukung teknologi kendaraan otonom dengan meningkatkan stabilitas pengendalian, efisiensi energi, dan kenyamanan berkendara.
“Kami percaya fitur ini akan menjadi salah satu elemen kunci dalam transisi menuju kendaraan otonom massal di Indonesia,” ujar Rina.
Sedangkan terkait aplikasi SONIK, Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN, Eka Rakhman Priandana menjelaskan, aplikasi ini memungkinkan pengguna kendaraan listrik memesan dan membayar layanan secara digital.
"Inovasi ini merupakan bentuk nyata kontribusi kami dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lebih canggih dan mudah diakses masyarakat," kata Eka.
Ia menekankan pentingnya peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada infrastruktur pengisian kendaraan listrik. "Kami menargetkan hingga 2030, infrastruktur pengisian daya di Indonesia harus mencapai kandungan lokal minimal 80%. Ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan daya saing global," ujarnya.
Eka mengatakan, BRIN terus menggandeng lebih banyak mitra industri dan memperluas jaringan kolaborasi internasional sebagai upaya untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam bidang kendaraan listrik.