12 Desember 2023
16:57 WIB
JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewisuda 32 kader Bina Keluarga Balita (BKB) terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia.mereka diplot menjadi agen sosial dengan menyebarluaskan informasi pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak.
"Ini bentuk apresiasi kami kepada seluruh kader BKB dari kelas orang tua hebat (Kerabat), nantinya mereka bertugas untuk menyampaikan berbagai informasi khususnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa (12/12)
Kegiatan wisuda tersebut dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy didampingi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada kegiatan BKKBN Gebyar BKB 1.000 HPK. Hasto mengatakan 32 kader BKB tersebut berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah.
Selain itu, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Papua, dan Papua Barat.
"Mereka telah mengikuti 11 seri kelas orang tua hebat selama 11 bulan dan mendapatkan penilaian yang terbaik," serunya.
Selain itu, kegiatan wisuda kader BKB tersebut pun mendapatkan apresiasi langsung oleh Menko PMK Muhadjir Effendy kepada BKKBN, terhadap cara unik dengan mewisuda kader Bina Keluarga Balita (BKB) terbaik Indonesia.
"Kepala BKKBN Pak Hasto itu sangat jernih, perhitungannya detail, inovasi tersebut sebagai tanggung jawab untuk memastikan angka stunting pada 2024 turun di bawah 14 persen," kata Muhadjir.
Muhadjir pun menyambut baik inisiatif dan inovasi yang di lakukan BKKBN dalam memberikan informasi dan edukasi 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) pada Program Bina Keluarga Balita (BKB).
"Hadirnya para wisudawan dan wisudawati kader BKB itu akan mengurusi anak dan cucu sehingga memastikan bahwa mereka akan menjadi generasi unggul untuk ambil bagian penting untuk membawa Indonesia maju," tandasnya.
Ia berpesan kepada kader BKB yang telah lulus untuk terus mengawal program BKKBN dan terus belajar, agar ketika melayani masyarakat dapat memberikan informasi dan edukasi yang tepat.
"Faktor stunting banyak sekali, tidak hanya soal gizi saja tapi soal kebersihan lingkungan, sanitasi, ketersediaan air bersih, dan seterusnya juga menjadi faktor," ucapnya.
Muhadjir mengungkapkan, angka stunting Indonesia tahun lalu 21,6% hal tersebut yang mendorong harus ada kerja sama seluruh pihak dengan membuat berbagai inovasi agar dapat mencapai target pada 2024 angka stunting turun di bawah 14%.
"Mudah-mudahan tahun ini angka stunting turun di angka 18% sehingga tahun depan menyisakan sekitar 3,5% kalau itu bisa tercapai maka target 14% akan terpenuhi," ungkap Muhadjir.