c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

12 Juli 2023

19:35 WIB

BKKBN - PFN Berkongsi Bikin Film Keluarga Bertema Stunting Dan KB

Terinsiprasi dari film serial ‘Si Unyil’, produk yang dihasilkan PFN - BKKBN akan bersandarkan pada tiga filosofi Jawa, yakni tuntunan, tontonan, dan tatanan

BKKBN - PFN Berkongsi Bikin Film Keluarga Bertema Stunting Dan KB
BKKBN - PFN Berkongsi Bikin Film Keluarga Bertema Stunting Dan KB
Ilustrasi KB. Warga berjalan melintasi mural keluarga berkualitas di Kampung KB dan Budaya Kaligrafi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/7/2022). Antara Foto/Novrian Arbi

JAKARTA – Melanjutkan kesuksesan film serial ‘Si Unyil’ di era 1980-an sampai 1990-an, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali ingin memproduksi kembali serial bertema senada serial ‘Si Unyil’.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Rabu (12/7) mengatakan, film yang mengangkat isu keluarga, dapat dijadikan sebagai media efektif bagi pemerintah untuk menyalurkan informasi terkait bahaya stunting dan keluarga berencana.

"Terinspirasi film Unyil yang dicintai anak-anak, kita harus berpikir keras bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu yang ada di hati keluarga, bukan di hati anak-anak saja,” kata Hasto Wardoyo.

Dalam audiensi bersama Produksi Film Negara (PFN) di Kantor BKKBN Pusat hari ini, Hasto menuturkan stunting merupakan isu yang bisa digunakan untuk mengajak BUMN bekerja sama menghasilkan film maupun video tentang stunting. Untuk kemudian dipublikasikan pada beragam platform, seperti milik PFN.

Video bisa diselipkan pesan seperti bahaya perkawinan anak, pentingnya menjaga kesehatan calon ibu sejak usia remaja. Sampai menyoroti pemberian asupan gizi yang baik atau pola asuh dalam keluarga.

Ia memastikan, kerja sama antara BKKBN dan PFN dalam meningkatkan kualitas keluarga melalui berbagai saluran informasi, harus selalu berinovasi mengikuti perkembangan isu terkini. Setidaknya yang berkaitan dengan keluarga dan juga stunting.
 
Hasto berpesan agar produk yang dihasilkan PFN-BKKBN harus bersandarkan pada tiga filosofi Jawa yakni tuntunan, tontonan, dan tatanan.
 
"Tuntunan itu memberikan pendidikan, tontonan itu menjadi hiburan, dan tatanan itu menyampaikan regulasi bahwa ada aturan-aturan," imbuhnya.
 
Sementara itu, Dewan Pengawas PFN Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, PFN ingin berkolaborasi dengan BKKBN untuk menyebarkan bahaya masalah kesehatan anak. Di antaranya dengan menyediakan platform-platform penyebarluasan informasi yang dimiliki PFN.
 
Rosarita mengatakan, video yang produksi PFN selalu berkolaborasi dengan rumah produksi dan muatannya selalu memperhatikan kearifan budaya lokal. Sehingga hasil yang didapatkan sesuai kebutuhan daerah bersangkutan.

"Kami benar-benar mem-branding budaya lokal dengan teman-teman lokal di seluruh Indonesia untuk memproduksi informasi yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat. Ataupun justru men-set, apa nih yang harus disebarluaskan di platform PFN, termasuk terkait stunting,” tuturnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar