07 Juli 2025
16:59 WIB
Bikin Macha Late Dengan Susu Biasa Atau Oatmilk? Ini Bedanya
Rasa oat milk yang tidak terlalu dominan membuat rasa minuman jadi lebih seimbang, karena tidak mengubah rasa matcha secara signifikan.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Andesta Herli Wijaya
Matcha Making Session oleh Oatside di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025. Dok: Arief Tirtana
JAKARTA - Dalam setidaknya setahun ke belakang ini, tren minuman matcha semakin marak di Indonesia, khususnya di Jakarta. Hal itu bisa dilihat dari semakin banyaknya pula muncul cafe-cafe yang khusus menyajikan minuman olahan matcha.
Namun mungkin berbeda dari tren matcha di negara lainnya, di Indonesia mayoritas pecinta matcha saat ini kebanyakan menyukai olahan minuman matcha yang cenderung lebih manis, sehingga harus dicampur susu, atau menjadi matcha latte.
Ketertarikan tersebut membuat salah satu produsen susu nabati, Oatside, mengadakan Matcha Making Session dalam rangkaian acara kampanye “Ahli-nya Oatmilk” di booth mereka di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025.
Melibatkan artis yang juga brand ambassador mereka, Maudy Ayunda, kegiatan ini digelar untuk menunjukkan bahwa oat milk memiliki kualitas dan nutrisi yang tidak kalah unggul dibandingkan produk susu lainnya, dengan rasa yang tetap enak dan creamy serta cocok dicampur dengan berbagai jenis minuman dan makanan.
Dalam konteks pembuatan matcha latte, penggunaan oat milk juga bisa menghadirkan karakteristik rasa yang berbeda, jika dibandingkan menggunakan susu sapi. Seperti dijelaskan oleh Djoddy, Marketing Feel Matcha yang memimpin Matcha Making Session bersama Maudy Ayunda, Sabtu malam (5/7).
Diterangkan Djoddy, penggunaan oat milk yang memiliki karakteristik rasa nutty, sama seperti yang juga menjadi salah satu ciri rasa matcha, membuat matcha latte dengan oat milk akan lebih mengeluarkan sensasi rasa nutty tersebut, atau sensasi rasa seperti kacang-kacangan panggang.
"Karena Outside itu kan dari oat ya, dia nutty gitu. Rasa matcha kan nutty juga, jadi sensasi nutty-nya itu lebih keluar rasanya. Kalau pakai susu biasa itu biasanya lebih creamy," kata Djoddy kepada Validnews.
Selain itu, rasa oat milk yang tidak terlalu dominan juga akan menghadirkan minuman dengan rasa yang lebih seimbang, tidak mengubah rasa matcha secara signifikan. Rasa manis yang dihadirkan pun lebih alami dan tekstur yang muncul saat diminum lebih lembut.
Menurut Djoddy, dengan kelebihan yang ditawarkan oatmilk tersebut, sebenarnya akan kembali kepada preferensi konsumen masing-masing. Di mana memang ada yang lebih suka dengan susu biasa, namun tak sedikit pula yang memilih menggunakan oat milk dengan berbagai pertimbangan.
"Sama saja (jumlah konsumen yang suka pakai susu oat milk dan susu sapi). Memang depends (tergantung masing-masing), sekarang tuh lagi banyak banget yang memang aware, makanya mereka butuhnya plant base milk (oat milk), kata Djoddy.
Kesadaran akan kesehatan juga yang menjadi salah satu alasan Maudy Ayunda cenderung lebih memilih menggunakan oat milk sebagai campuran minumannya sehari-hari, baik itu ke kopi atau matcha. Sebab sejalan dengan semangat hidup sehat yang selama ini ia jalani.
"Aku percaya bahwa pilihan kecil yang kita buat sehari-hari, seperti memilih oat milk yang bisa mendukung memberikan dampak besar untuk kesehatan dan lingkungan," kata perempuan berusia 30 tahun itu.
Sementara dalam keterangan terpisah, Founder dan CEO Oatside, Benedict Lim mengatakan bahwa sejak pertama kali diluncurkan tiga tahun lalu, produknya memang telah berhasil mendapat tempat di hati konsumen Indonesia karena salah satu manfaatnya bagi sejumlah orang dalam hal kesehatan.
"Kami yakin bahwa konsumen tidak perlu mengorbankan cita rasa demi manfaat, itulah yang membuat Oatside selalu relevan hingga sekarang," kata Benedict Lim.