02 November 2023
14:22 WIB
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Popularitas berlian lab grown saat ini di seluruh dunia semakin meningkat. StudyFinds bahkan menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir ketertarikan masyarakat Inggris terhadap berlian lab grown naik hingga 2.000%.
Sebuah studi turut mengungkapkan bahwa dari 1.500 responden yang merupakan calon pengantin pria dan wanita dari generasi muda, 70% di antaranya memilih berlian lab grown untuk cincin pertunangan dan pernikahan mereka dengan alasan harga yang terjangkau dan lebih ramah lingkungan.
Berlian lab grown sendiri merupakan berlian yang dibuat di laboratorium dengan proses yang singkat dan tidak melalui proses ekstraksi seperti penambangan pada berlian umumnya. Meski begitu, secara optik, kimia, dan fisik, berlian lab grown tidak memiliki perbedaan dengan berlian hasil tambang.
"Berlian lab grown juga telah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai berlian dari FTC (Federal Trade Commission), karena itu tidak perlu diragukan lagi kalau berlian lab grown merupakan berlian yang asli," ungkap Direktur Adamas Gemological Laboratory of Indonesia Sumarni Paramita dalam keterangannya.
Menurut Guides for the Jewelry, Precious Metals, and Pewter Industries yang dirilis oleh FTC, berlian asli sendiri memiliki karakteristik seperti terbuat dari karbon murni yang mengkristal, memiliki banyak warna, mempunyai nilai kekerasan 10, memiliki berat jenis 3,52, dan indeks bias 2,42. Karakteristik ini juga ditemukan pada berlian lab grown.
Sayangnya, hal tersebut masih kurang berlaku di Indonesia. Kurangnya informasi mengenai berlian lab grown membuat berlian jenis ini masih kurang populer. Padahal di belahan dunia lain, seperti Amerika Serikat dan Inggris misalnya, berlian lab grown semakin populer di kalangan anak muda.
"Di Indonesia masih belum ada sumber terpercaya tentang berlian lab grown dan belum ada brand perhiasan yang fokus menggunakan berlian jenis ini. Itulah yang mendorong kami mendirikan Sol et Terre, menciptakan rangkaian perhiasan berkualitas menggunakan berlian lab grown yang ramah lingkungan dan beretika," timpal desainer perhiasan dan founder dari Sol et Terre Veronica Pranata.
Berlian lab grown yang dikembangkan di dalam laboratorium dalam waktu singkat mengutamakan prinsip keberlanjutan, dengan memperhatikan kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Apalagi mengingat kerusakan lingkungan akibat penambangan berlian sangat nyata, yang diakibatkan oleh penggunaan alat berat dan bahan peledak.
Laporan Environmental Impact Analysis Production of Rough Diamonds dari Frost and Sullivan menunjukkan untuk mendapatkan 1 karat berlian hasil tambang dibutuhkan konsumsi lahan, energi, dan air yang sangat besar.
Tidak berhenti di sana, penambangan berlian juga menyisakan polusi udara dan limbah mineral yang sangat besar.
Dengan demikian, kehadiran berlian lab grown dapat menjadi pilihan yang baik untuk mereka yang ingin tampil cantik dan elegan, namun tetap menjaga pelestarian lingkungan.