c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

15 November 2022

11:28 WIB

Berisiko Kanker, Ini Cara Pakai Kutek Yang Aman

Beberapa produsen cat kuku untuk kutek kini menambahkan zat-zat karsinogenik. Pengaplikasian dan pemahaman tentang cara pakai kutek pun menjadi hal serius untuk melawan risiko kanker.

Penulis: Tristania Dyah Astuti

Editor: Rendi Widodo

Berisiko Kanker, Ini Cara Pakai Kutek Yang Aman
Berisiko Kanker, Ini Cara Pakai Kutek Yang Aman
Ilustrasi cara pakai kutek. Pixabay

JAKARTA - Kutek atau cat kuku merupakan salah satu produk kecantikan yang banyak digandrungi wanita, produk ini pun dianggap mampu membuat tampilan seorang wanita semakin paripurna. 

Namun, di tengah banyaknya jenis dan merek kutek, pengguna harus cermat dalam memilih produk yang akan digunakan. Pasalnya, kini banyak kutek yang beredar di pasaran tidak cukup aman bagi kesehatan, salah satu risiko yang dapat ditimbulkan adalah kanker.

Mewarnai kuku sejatinya sudah dilakukan para perempuan sejak zaman dulu dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun atau bunga pacar. Praktik ini sangat aman hanya saja memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu dikeringkan dengan udara. 

Seiring perkembangan teknologi, cat kuku kini lebih praktis. Rata-rata terbuat dari polimer yang dilarutkan dengan berbagai macam bahan kimia. Bahan-bahan ini pun umumnya aman digunakan pada tubuh, namun ada beberapa produsen yang menggunakan bahan berbahaya dengan berbagai alasan.

Baca juga: Selisik Ekstrak Tempe Sebagai Penghambat Kanker

Sayangnya, penelitian telah membuktikan bahwa bahan kimia dalam cat kuku ternyata dapat diserap tubuh. Karena itu penggunanya perlu memperhatikan kandungan dalam cat kuku yang dipilih.

Mengutip laman Harvard Health Publishing, bahan kutek yang perlu diwaspadai diantaranya formaldehid atau formalin, toluena, phthalates, merkuri, dan logam berat. 

Bahan-bahan ini bisa menimbulkan iritasi pada mata, hidung, kerongkongan, dan paru-paru ketika terhirup. Sementara efek yang lebih ekstrem adalah bahan-bahan ini bisa memicu kanker saat terlalu rutin terserap tubuh.

Selain itu efek lebih buruk juga bisa terjadi pada ibu hamil, paparan zat beracun dari kutek diketahui dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Sedangkan pada janin, paparan zat beracun bisa menyebabkan terjadinya kelainan bawaan, gangguan tumbuh kembang, dan berat badan lahir rendah.

Misalnya saja formaldehid, National Cancer Institute bahkan mengklasifikasikan bahan ini sebagai salah satu bahan kimia yang sangat potensial menyebabkan kanker. Formaldehid merupakan salah satu zat yang paling umum menyebabkan dermatitis pada kulit.

Baca juga: Mitos Dan Fakta Seputar Kanker Payudara

Mengutip Alodokter, selain formaldehid zat lain seperti toluena, juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual. Sementara, zat phthalates dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan hormon, masalah kesuburan, dan pubertas dini pada anak-anak. 

Phthalates juga banyak ditemukan pada produk plastik, seperti botol atau perabot makan dan minum, serta produk pembersih rumah tangga.

Meski memiliki risiko, kutek memang menjadi bagian dari penampilan sehingga sulit untuk berhenti menggunakannya. Namun, ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengurangi risiko penggunaan kutek terhadap kesehatan.

Pertama, penting untuk memperhatikan kandungan kutek, dan pastikan memilih kutek dengan bahan aman. Kedua, buka jendela dan pintu sebelum menggunakan kutek agar terjadi pertukaran udara saat membuka dan mengaplikasikan cat kuku.

Ketiga, sebisa mungkin hindari meniup kutek saat mengeringkannya, karena ada risiko kita bisa menghirup bahan kimia dari kutek. 

Selain itu, jangan biarkan kutek terlalu lama pada kuku, sebab seperti bagian tubuh lainnya, kuku membutuhkan oksigen untuk tetap tumbuh sehat. 

Beri jeda untuk kuku beristirahat setelah menggunakan kutek dan segera hapus kutek jika kuku terasa kebas dan mati rasa.  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar