c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

27 Agustus 2024

19:22 WIB

Berdayakan Masyarakat, KTH Giri Amerta Lakukan Pelestarian Lingkungan

Kelompok Tani Hutan (KTH) Giri Amerta yang merupakan penjaga kelestarian kawasan Hutan Bali Barat, berinisiatif menanam 2.000 pohon produktif-endemik di dalam kawasan yang dijaganya.

Penulis: Arief Tirtana

Editor: Rendi Widodo

<p>Berdayakan Masyarakat, KTH Giri Amerta Lakukan Pelestarian Lingkungan</p>
<p>Berdayakan Masyarakat, KTH Giri Amerta Lakukan Pelestarian Lingkungan</p>

Aksi KTH Giri Amerta tanam pohon produktif-endemik untuk berdayakan masyarakat. Dok. KTH Giri Amerta

JAKARTA - Bukan hanya jumlahnya yang terus menyusut, perlahan tapi pasti, hasil hutan juga terus mengalami penurunan, hingga mengakibatkan kehidupan satwa liar terusik. Hal ini bisa diindikasikan dengan semakin seringnya satwa liar memasuki area olahan petani hutan guna mendapatkan suplai makan.

Hal ini yang mendorong Kelompok Tani Hutan (KTH) Giri Amerta yang merupakan penjaga kelestarian kawasan Hutan Bali Barat, berinisiatif menanam 2.000 pohon produktif-endemik di dalam kawasan seluas 304 hektar yang dijaganya.

Mendapatkan dukungan dari perusahaan microfinance, Amartha, Inisiatif penanaman pohon ini dinamakan “Koridor Satwa Liar Amartha”. Di mana dengan sistem agroforestri, penanaman 2.000 pohon ini bertujuan untuk melindungi habitat satwa liar dengan ketersediaan suplai makanan. Selain juga menciptakan sumber penghidupan alternatif yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya.

Sebagai dukungan terhadap konsep perhutanan sosial, pembangunan koridor satwa liar ini tidak hanya bertujuan melestarikan fauna asli hutan dan mendukung Hutan Bali Barat sebagai pusat tangkapan air (water catchment), tetapi juga diharapkan bisa menjadi solusi bagi pengembangan ketahanan ekonomi lokal masyarakat.

Dengan adanya koridor satwa liar, masyarakat dapat mengelola tanaman produktif tanpa mengganggu habitat alami satwa dan menciptakan harmoni antara manusia dan alam. Koridor ini berfungsi sebagai zona penyangga yang diisi tanaman produktif asli Bali, melindungi lingkungan sembari menebarkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

"Kami percaya pemberdayaan ekonomi masyarakat akar rumput bisa berkembang selaras dengan upaya pelestarian hutan. Dukungan kami terhadap KTH Giri Amerta adalah bukti nyata bahwa kedua hal ini bisa berjalan beriringan," kata Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra.

Menurut Taufan, penanaman 2.000 pohon produktif-endemik Bali ini juga selaras dengan prinsip Tri Hita Karana masyarakat Bali. Dan secara luas Program juga bisa menjadi contoh kolaborasi strategis antara Amartha dan komunitas lokal dimana mereka beroperasi.

Ketua KTH Giri Amerta, I Gusti Made Loka Putra juga menyambut positif program ini, sehingga sebagai petani hutan dan masyarakat lokal, ia berharap dukungan Amartha ini dapat menjadi langkah awal dalam menerapkan konsep perhutanan sosial yang utuh dan menyeluruh. Di mana hutan tidak hanya lestari tetapi masyarakat juga dapat menikmati manfaat ekonomi dari hasil hutan secara berkelanjutan.

Sementara dalam pandangan yang lebih luas, Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), Nur Maliki Arifiandi, menyampaikan bahwa program ini merupakan perwujudan kemitraan multipihak yang mendorong pertumbuhan ekonomi alternatif bagi pulau Bali yang lebih berorientasi pada ekonomi berbasis keanekaragaman hayati.

Ia meyakini bahwa inisiatif dari pihak swasta seperti Amartha ini dapat mewujudkan model ekonomi alternatif melalui perhutanan sosial yang menjadi masa depan ekonomi alternatif masyarakat Bali.

"Kami mengapresiasi dukungan Amartha dalam pengembangan koridor satwa liar di Hutan Bali Barat," kata Nur Maliki.

Lebih lanjut Andi Taufan menjelaskan bahwa program ini sebenarnya memang merupakan representasi kebijakan ESG Amartha dengan fokus pada pilar Amartha Lestari. Sebuah pilar yang sejalan dengan nilai Amartha untuk menciptakan kesejahteraan merata dan berkelanjutan di Indonesia.

Bukan hanya di Bali, dengan Amartha Lestari sebagai sumber inspirasi, Amartha secara konsisten telah melakukan program penanaman pohon sebanyak 7.830. Jenis pohon yang ditanam meliputi mangrove dan pohon produktif di Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Bali. Di mana bekerja sama dengan Jejakin, jika dikalkulasi jumlah pohon tersebut setara dengan penyerapan karbon sebesar 38.006 kg per tahun.

Seiring inisiatif ini, Andi Taufan juga mengajak lebih banyak sektor swasta seperti mereka untuk dapat berkolaborasi dalam menjaga keseimbangan hutan dan alam. Tujuannya satu, yakni demi masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat Bali dan Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar