c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Oktober 2023

19:25 WIB

Benarkah Pecinta Kopi Pahit Punya Kecenderungan Psikopat?

Penikmat rasa kopi pahit bisa jadi memiliki motif menikmati sesuatu yang tidak disukai orang. Namun, benarkah bisa sejauh pada potensi psikopat?

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Rendi Widodo

Benarkah Pecinta Kopi Pahit Punya Kecenderungan Psikopat?
Benarkah Pecinta Kopi Pahit Punya Kecenderungan Psikopat?
Ilustrasi kopi. Unsplash

JAKARTA - Sebagian orang menganggap kopi sebagai bagian dari gaya hidup dan rutinitas yang tidak boleh terlewatkan. Kopi sering dianggap sebagai cara untuk memulai hari dengan semangat atau kesempatan untuk bersantai dan menikmati momen.
 
Menenggak kopi hitam digemari karena manfaatnya yang luar biasa, salah satunya meningkatkan konsentrasi. Ini bisa membantu seseorang tetap terjaga dan fokus, terutama saat menghadapi tugas-tugas yang membutuhkan perhatian ekstra.
 
Memang ada banyak manfaat dari mengonsumsi kopi hitam. Namun, apakah Anda pernah mendengar tentang penelitian yang mengaitkan minum kopi hitam dengan ciri-ciri seorang psikopat?
 
Dilansir dari laman Business Standard, Christina Sagioglou dan Tobias Greitemeyer yang merupakan penulis studi dan psikolog di Universitas Innsbruck di Austria melakukan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Appetie, tentang bagaimana preferensi rasa pahit dapat terkait dengan ciri-ciri kepribadian psikopat.
 
Psikopat sendiri adalah gangguan kepribadian yang termasuk dalam kelompok gangguan mental karena mereka cenderung kurang empati, kurangnya rasa bersalah, dan perilaku antisosial.
 
Penelitian dilakukan dalam dua percobaan pada 1.000 orang dengan rentang usia rata-rata 35 tahun. Dalam percobaan pertama, 500 pria dan wanita diberikan daftar panjang makanan dengan jumlah yang sama mulai dari manis, asin, asam, dan pahit.
 
Mereka diminta untuk memberi penilaian pada makanan tersebut dengan skala dari "sangat suka" hingga "tidak suka." Kemudian, para peserta mengisi empat kuesioner kepribadian yang berbeda untuk mengukur perilaku yang sering mereka tampilkan sehari-hari.
 
Ini bertujuan untuk menilai kemungkinan seseorang memiliki sifat antisosial atau psikopat. Setelah itu, para responden menjalani serangkaian tes untuk menentukan apakah ada kecenderungan perilaku sadis terhadap orang lain.
 
Pada percobaan kedua, peserta lainnya diminta untuk menilai sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang mencerminkan ciri-ciri kepribadian machiavellianisme seperti sifat-sifat psikopat, narsistik, atau manipulatif yang ditandai oleh sikap sinis terhadap moralitas.
 
Kemudian, peserta juga diminta untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan sifat kepribadian seperti tingkat ekstraversi, keramahan, kesadaran, dan stabilitas emosi.
 
Pada eksperimen kedua ini, peserta menilai preferensi rasa makanan dengan daftar yang sebelumnya lebih panjang, kemudian dipangkas menjadi 20 item mencakup rasa manis dan pahit. Para peserta juga diberi opsi untuk memilih "Saya tidak memiliki preferensi" untuk setiap item makanan.
 
Berdasarkan hasil kedua eksperimen tersebut, para peneliti menemukan bahwa preferensi terhadap rasa pahit berkaitan dengan ciri-ciri kepribadian yang kurang baik.
 
"Preferensi terhadap rasa pahit secara umum merupakan prediktor yang kuat pada sifat psikopati, narsisme, dan sadisme sehari-hari," kata Christina.
 
Ia menambahkan bahwa orang yang memiliki sifat sadis jika mengonsumsi makanan dengan rasa pahit, mereka merasa seperti naik rollercoaster. Di mana mereka cenderung menikmati hal-hal yang menimbulkan rasa takut.
 
Para peneliti menerangkan bahwa hubungan antara makanan pahit dan kecenderungan psikopat dapat menjadi kronis dan memburuk seiring waktu.
 
Kabar baiknya, dalam laman Rider's Digest seorang profesor psikologi dari Universitas Roosevelt di Chicago bernama Steven Meyers pada tahun 2018 mendalami keakuratannya dan memberikan temuan yang lebih baik.
 
Meyers menyebut bahwa preferensi rasa juga bisa sangat dipengaruhi oleh budaya serta pengalaman pribadi dan tidak sepenuhnya ditentukan oleh ciri-ciri kepribadian. Faktanya, penikmat kopi hitam sering kali lebih peduli dengan kesehatan, meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal tersebut.
 
"Kopi murni memiliki beragam manfaat kesehatan yang luar biasa, sementara susu dan gula merusaknya. Orang yang minum kopi hitam dapat memanfaatkan semua manfaat kesehatan dari kopi tanpa tambahan lemak atau kalori," ujar Meyers.
 
Maka sebaiknya tidak langsung menghakimi seseorang berdasarkan apakah mereka menambahkan krim dan gula ke kopi, meskipun ada kemungkinan preferensi kopi hitam dapat mencerminkan kecenderungan psikopat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar