29 Oktober 2025
08:18 WIB
Beban Kerja Menyumbang Angka Stroke Usia Muda
Angka stroke usia muda di bawah 40 tahun disebut terus meningkat, selain gaya hidup, beban kerja tinggi yang sebabkan stres turut menyumbang angka kejadian.
Editor: Satrio Wicaksono
Pria Asia dengan Bell's Palsy Menutup mata dengan hanya setengah wajah. Shutterstock/Phawat.
JAKARTA - Kejadian stroke belakangan menyasar usia muda di bawah 40 tahun, dengan angkanya yang terus meningkat. Disinyalir, salah satu penyebabnya adalah beban kerja yang tinggi sehingga meningkatkan stres.
"Faktor risiko stroke-nya kelihatannya ada perubahan dari perilaku hidup, kalau yang tinggal di perkotaan mungkin karena beban kerja stresnya tinggi, ditambah mungkin kebiasaan merokok jadi peningkatan makin banyak," kata dokter spesialis neurologi, dr. Bambang Tri Prasetyo.
Dikatakan, secara teori stroke terjadi pada usia 45 tahun ke atas, namun ada kecenderungan meningkat pada usia di bawahnya. Pada usia muda masih termasuk usia produktif sehingga beban kerja yang tinggi memicu stres dan meningkatkan kebiasaan merokok.
Hal ini dapat mengganggu kerja organ lain, seperti tekanan darah tinggi karena ada masalah pada jantung dan timbul masalah koroner jika merupakan perokok berat.
Pada perokok berat, dalam dinding pembuluh darahnya akan terdapat nikotin yang dapat menyebabkan plak dan mempersempit pembuluh darah. Ini menyebabkan serangan lumpuh sebelah meski tidak sering dan harus dideteksi gangguan penyempitan aliran pembuluh darah ke otak.
Ia mengatakan, menangani faktor risiko stroke saat muda sangat penting untuk dilakukan untuk mencegah kejadian stroke atau stroke berulang yang lebih berat.
"Poinnya dari faktor risikonya yang harus dikendalikan karena kalau tidak dikendalikan, ya dia akan berulang atau lebih berat lagi pemulihan,” kata dokter yang juga praktik di RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono, dikutip dari Antara.
Lebih jauh dia mengulas, stroke yang terjadi baik di usia muda maupun usia lanjut sangat bergantung dari seberapa cepat ditangani oleh dokter, karena jika penanganannya terlambat maka waktu pemulihannya juga akan panjang.
Pemeriksaan yang sangat detail juga diperlukan pada pasien stroke di usia muda misalnya dari faktor risiko jantung, komponen darah, dan kelainan bawaan agar risiko stroke tidak bertambah berat.
Dia mengingatkan untuk menghindari faktor risiko stroke di usia muda yaitu makanan junk food, memperbanyak makanan bergizi dan sehat, rutin makan buah sebagai camilan dan mengurangi makanan instan. Selain itu rutin berolahraga dengan berjalan kaki setengah jam sampai satu jam cukup membantu mengontrol semua faktor risiko terutama pompa dari jantung akan lebih baik.
“Terus juga diingatkan konsumsi air putih yang cukup, kurang lebih sampai 2 liter per hari, per 24 jam. Jangan terlalu banyak kopi berlebihan, teh yang berlebihan juga tidak baik. Jadi, secukupnya saja,” kata dr. Bambang.