30 September 2024
10:19 WIB
366 Batik Indonesia Jadi Koleksi Museum Antropologi Weltmuseum Austria
366 helai kain batik dari berbagai daerah di Indonesia jadi koleksi museum antropologi Austria, Weltmuseum. Batik-batik tersebut berasal dari Cirebon,Yogyakarta, Solo, dan beberapa daerah Jateng.
Editor: Satrio Wicaksono
Bincang-bincang wastra khususnya batik yang menjadi koleksi di Weltmuseum Wien dengan berbagai narasumber, yang berlangsung di Museum Tekstil Jakarta pada Sabtu (28/9/2024). (ANTARA/HO/Himpunan Wastraprema)
JAKARTA - 366 helai batik Indonesia menjadi koleksi museum Antropologi terbesar di Kota Wina, Austria, Weltmuseum. Ratusan koleksi batik yang disimpan di museum tersebut berupa sarung maupun kain panjang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Cirebon,Yogyakarta, Solo dan beberapa daerah di Jawa Tengah lainnya.
Museum yang didirikan tahun 1876 ini terletak di Istana Hofburg, dan menyimpan lebih dari 400 ribu obyek etnografi dan arkeologi dari Asia, Afrika, Oceania dan Amerika.
Koleksi batik ini diperoleh melalui ekspedisi ke Jawa, pemberian dari Sri Sultan Hamengkubuwono dan berbagai hadiah yang diberikan kepada museum ini. Koleksi batik tertua diperoleh pada tahun 1838.
Perwakilan museum Weltmuseum Wina, Dr Jonathan Fine merasa kagum dan sangat menghargai proses pembuatan batik yang penuh dengan makna filosofi. “Karena itu lah sudah sepatutnya Museum Wina mengoleksinya, sehingga dunia akan melihat karya yang indah,” kata dia.
Ke depan, Fine berharap agar berbagai kerjasama dengan Himpunan Wastraprema dapat lebih ditingkatkan, dan tidak hanya dalam koleksi batik namun berbagai wastra yang ada di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Himpunan Wastraprema, Neneng Iskandar mengatakan, banyaknya benda bersejarah di antaranya batik yang berada di museum luar negeri menjadi kebanggaan tersendiri. Sebab, dengan begitu masyarakat dunia dapat mengenal Indonesia dari koleksi-koleksi yang dipamerkan di museum tersebut.
Neneng menyebut batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO, dan selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas Internasional. Karena itu sejalan dengan visi dan misi dari Wastraprema untuk terus melestarikan wastra Indonesia termasuk batik.
Lebih lanjut, Himpunan Wastraprema dalam rangkaian memperingati Hari Batik Nasional 2 Oktober mendatang mengadakan bincang-bincang wastra khususnya batik yang menjadi koleksi di Weltmuseum Wien dengan berbagai narasumber, yang berlangsung di Museum Tekstil Jakarta pada Sabtu (28/9). Acara tersebut turut dihadiri Duta Besar Austria untuk Indonesia DR. Thomas loidl.