26 Juli 2024
10:58 WIB
Barbie Tunanetra Lengkapi Koleksi Inklusif
Matel meluncukan Barbie tunanetra untuk melengkapi koleksi inklusifnya. Bukan sekedar boneka, Barbie juga menjadi representasi ekspresi diri.
Editor: Satrio Wicaksono
Boneka Barbie tunanetra (tengah) buatan Mattel. (Akun Instagram Barbie)
JAKARTA - Melengkapi koleksi inklusifnya, untuk pertama kalinya setelah enam dekade hadir di pasaran, Matel mengeluarkan Barbie tunanetra. Dihadirkannya boneka yang disertai tongkat penuntun tersebut dibuat agar anak-anak dengan penurunan penglihatan dan tunanetra lebih terwakili dalam masyarakat.
"Kami menyadari bahwa Barbie lebih dari sekadar boneka; ia merupakan representasi ekspresi diri dan dapat menciptakan rasa memiliki," kata Wakil Presiden Senior Barbie dan Kepala Boneka Global Mattel, Krista Berger, seperti dikutip dari The Guardian.
Mattel bekerja sama dengan American Foundation for the Blind memastikan segala sesuatu dari boneka tersebut, mulai dari mata hingga pakaiannya, secara akurat menggambarkan orang yang mengalami kebutaan dan penurunan penglihatan.
Boneka Barbie tunanetra memegang tongkat putih dan merah dengan ujung seperti marshmallow, dan tatapan matanya sedikit mengarah ke atas untuk menggambarkan tatapan mata individu yang mengalami kebutaan.
Berdasarkan hasil konsultasi dengan anak-anak tunanetra, perusahaan memutuskan untuk membuat boneka dengan pakaian berbahan kain taktil, termasuk kaus satin merah muda dan rok tule ungu.
Detail seperti pengikat melingkar di bagian belakang atasan boneka dan karet pinggang pada rok, dibuat untuk memudahkan pengenaan pakaian pada boneka. Kemasannya juga lebih mudah diakses. Kata Barbie dalam huruf Braille ditulis pada bagian depan kotak.
Lucy Edwards, seorang aktivis dan penyiar tunanetra yang tampil dalam satu kampanye dengan Barbie baru, mengatakan bahwa peluncuran boneka itu sangat berarti baginya.
"Sebagai remaja, saya merasa terasing karena kehilangan penglihatan dan tidak bisa melihat panutan yang seperti saya. Saya malu dengan tongkat saya, tetapi mengetahui bahwa Barbie juga punya tongkat membuat saya merasa berbeda dan membantu saya merasa tidak terlalu sendiri dalam melalui perjalanan untuk menerima dan merengkuh kebutaan saya," katanya.
Debbie Miller selaku direktur saran dan dukungan pelanggan Royal National Institute of Blind People di Inggris, senang mengetahui anak-anak yang buta dan mengalami penurunan penglihatan kini bisa bermain dengan Barbie yang seperti mereka.
"Kami senang dengan detail desain pada Barbie yang baru--pakaian taktil serta tongkat dan kacamata. Ini merupakan pengakuan bahwa tidak semua orang dapat melihat dengan baik, yang sangat berarti bagi komunitas tunanetra dan tunanetra parsial," katanya.
Selain meluncurkan Barbie tunanetra, Mattel bermitra dengan National Down Syndrome Society di Amerika Serikat mengeluarkan produk boneka berkulit hitam dengan down syndrome, menyusul peluncuran boneka berkulit putih dengan kondisi serupa tahun lalu.