c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

20 September 2024

13:54 WIB

Banyak Wanita Belum Teredukasi Tentang Menopause

Dari studi yang dilakukan, diketahui bahwa masih banyak wanita yang belum teredukasi tentang menopause secara menyeluruh. Para ahli menyebut, pengetahuan dasar tentang menopause adalah penting.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Banyak Wanita Belum Teredukasi Tentang Menopause</p>
<p>Banyak Wanita Belum Teredukasi Tentang Menopause</p>

Ilustrasi perimenopause atau menopause. Shutterstock/Fauzi Muda  

JAKARTA -Menopause merupakan sebuah siklus yang pasti dialami setiap wanita, di mana menstruasi berakhir secara alami. Biasanya, menopause terjadi pada kisaran usia 45-55 tahun. Sayangnya, masih banyak wanita yang belum teredukasi tentang menopause secara menyeluruh, baik dari sisi gejala hingga dampaknya. 

Hal tersebut tergambar dari dua survei yang dilakukan Kinsey Institute bekerja sama dengan merek kesehatan seksual Lovehoney. Pada survei pertama, melibatkan 1.500 responden dewasa Amerika berusia antara 18 sampai 88 tahun. Survei ini untuk mengukur pengetahuan umum mereka tentang menopause.

Seperti dilansir Well and Good, dari survei tersebut didapat, 75% orang memahami bahwa menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi secara permanen. Namun, tidak banyak yang dapat mengidentifikasi gejala tahapan kehidupan dengan benar. 

Bahkan, hanya sedikit yang mengetahui bahwa gejalanya dapat mencakup masalah kandung kemih, konsentrasi, dan memori. Sementara kurang dari sepertiga menyadari menopause dapat memengaruhi tidur. Kurang dari 60% peserta dapat mengidentifikasi hot flashes sebagai gejala, yang bisa dibilang merupakan tanda menopause yang paling terkenal.

Sementara dalam survei kedua, para peneliti bertanya kepada 1.500 wanita berusia antara 40 dan 65 tahun tentang pengalaman mereka menghadapi menopause. Hanya 44% yang mengatakan bahwa mereka telah membahas menopause dengan penyedia layanan kesehatan.

"Kebanyakan wanita tidak diberi informasi yang akurat oleh dokter mereka atau dokter spesialis kesehatan lainnya," kata profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, Lauren Streicher, dikutip dari Antara, Jumat (20/9).

Pakar kesehatan wanita, Jessica Shepherd, yang juga seorang dokter kandungan dan ginekolog di Texas menyebut, komunitas kesehatan tidak memiliki banyak pengetahuan tentang menopause, dan masyarakat belum mengakui transparansi transisi ini demi kesehatan wanita.

"Jika mereka menemui dokter, mereka sering kali tidak mengemukakan gejala-gejala karena mereka berasumsi bahwa hal itu adalah bagian normal dari penuaan dan tidak ada solusi yang aman atau efektif. Dan, tentu saja, dokter tidak mengemukakannya," kata Dr. Streicher.

Sangat penting bagi wanita untuk memiliki pemahaman dasar tentang menopause, agar mereka siap menghadapi apa yang akan terjadi. Dengan demikian, mereka juga bisa memperoleh informasi tentang pilihan pengobatan potensial untuk membantu mereka merasa lebih baik.

Pendidikan menopause tidak diajarkan di sekolah dan sangat wajar jika sampai pada tahap kehidupan ini tanpa memahami seluk-beluknya. Karenanya, Dr. Streicher menyarankan untuk mencari bantuan dari ahli menopause atau dokter kandungan dan ginekolog yang sangat memahami penelitian terbaru tentang pengobatan menopause yang efektif.

"Seratus persen wanita akan mengalami menopause, dan [ada] kebutuhan kritis akan sumber daya yang ditargetkan yang akan membantu mendidik mereka,” kata Dr. Shepherd.

"Wanita berhak mendapatkan semua pilihan yang akan memberi mereka kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih baik," tutupnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar